Cinta Segitiga, Taliban Eksekusi Perempuan

Anggota Taliban di Afganistan
Sumber :
  • Reuters Photo

VIVAnews -- Sebuah rekaman menunjukkan adegan mengerikan: seorang perempuan berkerudung diberondong peluru senapan AK47 dari jarak dekat, di depan kerumunan para pria yang bersorak.

Dua tembakan meleset, namun peluru yang ketiga menumbangkannya. Tapi, algojo tembak terus memuntahkan peluru ke badannya. Media massa internasional dan Timur Tengah ramai memberitakan kasus ini.

Pejabat Kepolisian  Afganistan mengatakan bahwa video tersebut diyakini diambil minggu lalu di Desa Qimchok, Provinsi Parwan, wilayah utara Afganistan -- sejam perjalanan dengan mobil dari ibukota Kabul.

Perempuan 22 tahun tersebut dieksekusi atas tuduhan zina, terjerat cinta segitiga. Seperti dimuat Daily Mail, korban yang diketahui bernana Najiba menikah dengan seorang anggota kelompok garis keras Taliban. Ia dituduh berbuat zina dengan seorang komandan Taliban.

Para pejabat Afganistan mengatakan, eksekusi dilakukan karena perselisihan dua anggota Taliban soal perempuan tersebut. "Dua pria Taliban itu punya hubungan dengan perempuan itu, mereka akhirnya memutuskan untuk menuduhnya zina untuk 'menyelamatkan muka'," kata Gubernur Parwab, Abdul Basir Salangi kepada CNN.

"Hanya dalam satu jam mereka memutuskan, perempuan itu bersalah dan harus dihukum mati. Ia ditembak di depan warga desa," kata juru bicara Provinsi Parwan, Roshna Khalid seperti dimuat Telegraph.

Belum diketahui, apakah komandan Taliban yang diduga berselingkuh dengan perempuan itu juga mendapat hukuman.

Istana Presiden Hamid Karzai langsung bereaksi. Mengutuk keras pembunuhan itu dan menyebutnya sebagai "perbuatan tidak Islami dan tak manusiawi". Istana juga menegaskan bahwa eksekusi itu dilakukan pembunuh profesional. Presiden Hamid Karzai memerintahkan Kepolisian Parwan untuk menangkap para pelaku dan mengadilinya.

Kutukan juga datang dari Kedutaan Amerika Serikat di Kabul. "Sebuah pembunuhan berdarah dingin, yang dilakukan di depan orang banyak dan direkam dalam video. Ini adalah pengingat yang jelas bagi rakyat Afganistan dan masyarakat internasional, terhadap kebrutalan Taliban."
 
Komisi HAM Afganistan juga mengecam eksekusi itu. "Kami mengutuk pembunuhan yang dilakukan tanpa pengadilan. Itu tindakan yang sama sekali tak Islami dan melanggar nilai-nilai HAM," kata Direktur Eksekutif Komnas HAM Afganistan, Mohammad Musa Mahmodi.

Peluang Liverpool Gaet Xabi Alonso Mengecil
Sapi Albino Ko Muang Phet.

Thailand Prime Minister Welcomes Albino Buffalo to Government House

Thailand Prime Minister Srettha Thavisin welcomed an extraordinary visitor at his offices, an enormous white buffalo named Ko Muang Phet.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024