- VIVAnews/Denny Armandhanu
VIVAnews - Perekonomian China pada kuartal kedua tahun ini lesu dibandingkan kuartal sebelumnya. Penurunan GDP pada kuartal ini disebut sebagai yang terburuk dalam tiga tahun terakhir.
Diberitakan CNN Money, data yang dikeluarkan biro statistik China pada Jumat, 13 Juli 2012, menunjukkan perkembangan ekonomi China pada April-Juni tahun ini hanya sebesar 7,6 persen. Padahal, kuartal sebelumnya mencapai 8,1 persen dan kuartal keempat 2011 menembus 8,9 persen.
Walaupun angka ini masih lebih baik dibanding Amerika yang hanya meningkat dua persen, namun GDP China kali ini adalah yang terburuk sejak resesi tahun 2009. Tingkat GDP kali ini mendekati tingkat antisipatif pemerintah China, yaitu 7,5.
Kelesuan serupa juga dialami oleh negara-negara BRIC lainnya, di antaranya Rusia, Brasil, India dan China. Padahal, pertumbuhan ekonomi di negara-negara ini diperlukan untuk pendongkrak pertumbuhan ekonomi global.
Melambatnya ekonomi China bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Di antaranya adalah kebijakan pemerintah yang sengaja melambatkan pertumbuhan untuk menjinakkan bisnis real estate yang berkembang terlalu cepat serta mengendalikan inflasi.
Namun, CNN menuliskan, waktunya tidak tepat bagi China untuk melakukan langkah tersebut. Pasalnya, saat ini permintaan dari luar negeri sedang lemah-lemahnya, terutama dari Amerika dan Eropa. Akibatnya, ekspor China terpuruk dan sektor manufakturnya melemah.