Kontroversi Penjara VIP "Bintang Lima" Maroko

Ilustrasi/Narapidana
Sumber :
  • REUTERS/ Ulises Rodriguez

VIVAnews - Idealnya penjara menjadi tempat pembinaan, agar para terpidana di dalamnya menyesali perbuatan dan mengubah diri menjadi pribadi yang lebih baik, jika ia punya kesempatan untuk kembali ke masyarakat.

Alih-alih efek jera, para tahanan di sejumlah penjara di Maroko justru jadi "hotel" bagi pelanggar hukum. Aturannya, siapa berduit bisa mendapat fasilitas terbaik.

Harian Al Arabiya mengabarkan, beberapa penjara di Maroko memiliki dua jenis bilik: bilik biasa dan VIP. Kondisi keduanya bagai bumi dan langit. Jika bilik biasa keadaannya memprihatinkan, maka bilik VIP memiliki fasilitas layaknya hotel bintang lima.

"Tahanan biasa seperti saya menempati bilik biasa, sementara bilik VIP ditempati para publik figur," kata Mohamed Mazouz, seorang bekas tahanan penjara Sala. Para publik figur yang dimaksud Mazouz biasanya merupakan para pejabat atau orang kaya.

Contohnya saja mantan Gubernur Casablanca, Abdul Aziz Foura yang dibui karena kasus penggelapan. Bilik tempatnya menjalani hukuman sangat besar. Dia juga diizinkan membawa ponsel dan mendapat perlakuan yang sangat baik.

Di penjara Okacha keadaannya pun tidak jauh berbeda. Mantan kepala bank kredit yang ditahan karena kasus korupsi dan penggelapan uang, Khaled Eleiwa, menempati bilik yang besar sembari menanti vonis.

Di penjara yang sama, koran pagi bahkan selalu diantar ke bilik mantan kepala bandara, Abdul Haneen Benalo, yang juga sama mewahnya.

Adanya penjara mewah, atau yang sering disebut 'bilik Abu Dhabi' ini kontan memicu protes dari para aktivis. "Tahanan yang miskin dipisahkan dari tahanan kaya, yang biasanya merupakan bandar narkoba atau pejabat korup. Bahkan penjara pun ada kelasnya, seperti dunia luar penjara saja," kecam Mehtat ben Salem, aktivis hak tahanan.

Mewah mana dengan "penjara VIP" di Indonesia?

Kehebohan serupa pernah terjadi di Indonesia awal 2010 lalu. Sementara para narapidana lain berjejal di sel sempit yang panas dan bau keringat, Artalyta Suryani, terpidana kasus suap terhadap Jaksa Urip Tri Gunawan, memiliki fasilitas mewah di Rumah Tahanan Pondok Bambu.

Ayin punya hak atas ruang seluas 8x8 meter yang dilengkapi dengan kasur busa, pendingin ruangan, televisi plasma, peralatan fitnes sederhana, meja kerja, serta kamar mandi pribadi lengkap dengan kloset duduk dan pancuran air hangat. Ia juga leluasa mendatangkan dokter ahli kecantikan untuk merawat kulitnya.

Juga Aling, narapidana kasus narkoba. Ia bahkan punya fasilitas karaoke di sel tahanannya. Kamar tahanannya semewah hotel, dindingnya ditutup wallpaper.

Atau seperti cerita seorang mantan narapidana, . Ia yang dipenjara tahun 2008 lalu mengungkapkan bagaimana kehidupan di dalam bui di LP Salemba. Mulai dari harga kamar khusus yang mencapai Rp30 juta, sampai praktik prostitusi. Semua ia abadikan dalam video. (umi)

Sopir Bus Dianjurkan Tak Berkendara Lebih dari 4 Jam saat Antar Pemudik
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Megawati Soekarnoputri

Soal Megawati Apakah ke Open House Presiden Jokowi, PDIP Jawab Begini

Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sekaligus Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarno Putri, sepertinya tidak datang pada acara open house Presiden Jokowi

img_title
VIVA.co.id
10 April 2024