"Dibutuhkan, Pahlawan Lawan Pemerkosa Angkot"

Serda Nicolas Sandi Harewan, anggota Kopassus
Sumber :
  • VIVAnews/Luqman Rimadi

VIVAnews -- Insting Serda Nicolas Sandi Harewan bekerja saat mendengar teriakan seorang perempuan dari dalam angkutan kota yang melintas. Dengan sepeda motor Mio miliknya, ia mengejar, berteriak, bahkan melempar helmnya ke arah kendaraan yang melaju cepat.

Yang ada dalam pikirannya saat itu, bagaimana agar korban selamat. Aksinya yang memancing pengendara lain yang melintas berhasil menyelamatkan IS dari perilaku durjana lima lelaki. Meski trauma korban tak mudah hilang.

Nicolas yang berstatus sebagai prajurit TNI meminta aksinya tak dibesar-besarkan. Ia bahkan menolak disebut pahlawan.

Namun, menurut Kriminolog Pemerhati Perempuan dan Anak, Purnianti, justru kepedulian dan kepahlawanan seperti itulah yang kini dibutuhkan dalam masyarakat yang makin individualistis.

"Itu adalah sensitivitas yang kuat. Penyelamat tak hanya dengan egois berpikir, 'untung bukan adik atau anak saya yang jadi korban', tapi mengambil tindakan. Meski tak sampai menangkap pelaku, apa yang ia lakukan telah menyelamatkan korban," kata Purnianti kepada VIVA.co.id, Rabu 25 Juli 2012 malam.

Peran serta dan kepedulian masyarakat bisa mengisi keterbatasan aparat untuk menyelamatkan calon korban tindakan kriminal, khususnya pelecehan apalagi pemerkosaan pada perempuan.

Namun, bukan berarti aparat boleh bertindak ketika terlanjur ada korban. Purnianti menegaskan, aparat harus melakukan pencegahan. "Misalnya dengan incognito, menyamar di tempat-tempat yang diduga rawan," kata dia.

Dengan pencegahan sistematis, dengan waktu yang dibuat acak, akan mengurangi potensi kejahatan. "Para pelaku akan berpikir 10 kali, jangan-jangan ada aparat, akan ada perasaan takut," tambah dia.

Jangan menyalahkan korban

Bagaimanapun, dalam kejadian kriminalitas korban adalah pihak yang paling menderita, fisik maupun psikis. Namun, dalam konteksi kejahatan seksual, ada kecenderungan sejumlah pihak yang menuding korban sebagai pemicu kejahatan.

"Masalahnya selalu dianggap, perempuan yang bekerja dan terpaksa pulang malam, membuat laki-laki merasa berhak melakukan percobaan pelecehan, atau yang lebih drastis pemerkosaan," kata Purnianti. Juga soal rok mini yang beberpa waktu lalu panas jadi polemik.

Padahal, dia menambahkan, perempuan juga berhak mendapatkan rasa aman ketika menjalani pekerjaan yang halal dan sesuai aturan, apalagi di tengah desakan ekonomi di mana perempuan saat ini berbagi beban ekonomi keluarga. "Kenapa di Jepang, Hong Kong, perempuan bisa menggunakan kendaraan umum tanpa rasa takut. Jangan alasan keamanan kemudian menghalangi perempuan untuk maju, bekerja dan sekolah."  Justru aparat yang harus menjamin keamanan itu.

Purnianti mengatakan, perempuan juga harus bisa menjaga diri dan berani melawan pelecehan di kendaraan umum. "Tak usah bicara dengan orang asing, lebih baik dianggap judes. Jangan takut melawan apakah dengan payung atau teriakan agar orang-orang membantu menyelamatkan," kata dia.

Dan, pahlawan ternyata juga bisa datang dari sisi korban. (27) diperkosa secara bergantian oleh dua sopir tembak angkot D-02 jurusan Lebak Bulus-Pondok Labu. Sementara dua pelaku lain mendapat bagian uang Rp700 ribu, BlackBerry Gemini dan Esia.

Namun, ia adalah perempuan tangguh. Korban yang beberapa hari kemudian melihat pemerkosanya langsung melapor ke polisi. "Korban yang melawan, tak takut menghadapi hidup dengan terus bekerja. Bahkan menangkap pelaku sangat luar biasa," kata Purnianti.

Penghargaan, apresiasi layak diberikan padanya, juga pada orang-orang yang peduli dan berani bertindak. Agar keberanian dan kepahlawanan mereka menular.

Sementara, bagi para korban, wajib untuk diberi pendampingan untuk memulihkan psikologis mereka. "Jangan tinggalkan apalagi mengabaikan korban. Sebab, trauma yang mereka rasakan tak akan hilang dalam waktu 1-2 hari," kata dia.

Ajak Netizen Pakai Medsos untuk Hal Positif, Aurelie Moeremans: Aku Banyak Banget Dapet Kerjaan
Wasekjen PDI Perjuangan, Utut Hadianto di DPP PKS

Kapan Megawati dan Prabowo Subianto Bertemu? Hanya Puan dan Hasto yang Tahu

Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Utut Adianto, enggan berspekulasi soal belum juga terealisasinya pertemuan Presiden terpilih Prabowo Subianto dengan Megawati Soekarnoputri

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024