Khamenei: Iran Jangan Tergantung Pada Minyak

Kilang minyak milik Inggris di Malvinas
Sumber :
  • REUTERS/Marcos Brindicci

VIVAnews - Pemimpin Spiritual Iran, Ayatullah Ali Khamenei, meminta bangsanya jangan lagi tergantung pada minyak untuk menggerakkan ekonomi. Iran harus mengandalkan  sumber-sumber lain, seperti ilmu pengetahuan dan teknologi, agar tetap mandiri walau kini terus ditekan negara-negara Barat dengan berbagai sanksi. 

Menurut kantor berita Reuters, seruan itu dilontarkan Khamenei dalam pertemuan dengan para peneliti dan ilmuwan di Teheran pada Minggu malam waktu setempat. Pemimpin paling berpengaruh dalam struktur politik Republik Islam Iran itu punya alasan mengapa jangan tergantung lagi pada minyak, walau negerinya termasuk salah satu penghasil "emas hitam" terbesar di dunia. 

"Penjualan minyak mentah merupakan jebakan yang kita warisi bertahun-tahun sebelum Revolusi Islam 1979," kata Khamenei dalam pernyataannya yang dimuat di laman resmi. "Sayangnya, negara kita sudah terpaku pada minyak dan harus ada langkah-langkah agar rakyat Iran bebas dari perangkap itu," kata Khamenei.

Pemimpin yang lebih berkuasa dari Presiden Mahmoud Ahmadinejad itu menyatakan bahwa penting bagi Iran untuk suatu ketika bisa memutuskan sumur-sumur minyak ditutup dan tidak lagi menjualnya.

"Situasi itu bisa mungkin terjadi dengan bergantung pada sains dan basis pengetahuan," lanjut Khamenei, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Pemerintahan Ahmadinejad telah memanfaatkan keuntungan besar dari tingginya harga minyak dunia pada 2008 dengan membelanjakan banyak produk impor. Kebijakan ini dikritik karena telah mengganggu industri domestik dan menyebabkan inflasi yang tinggi.

Apalagi ekspor minyak mentah Iran kini menurun drastis, dari rata-rata 2,2 juta barel per hari pada 2011. Pasalnya, para pengimpor minyak Iran berhenti bertransaksi setelah AS dan Uni Eropa menjatuhkan sanksi ekonomi dan keuangan. Dengan sanksi itu, para perusahaan bisa masuk "daftar hitam" bila tetap impor minyak dari Iran dengan menggunakan sistem keuangan internasional milik negara-negara Barat.

AS dan Eropa beralasan bahwa sanksi-sanksi yang didukung Dewan Keamanan PBB itu bertujuan agar Iran melucuti teknologi nuklirnya, yang bisa digunakan sebagai senjata pemusnah massal. Namun, Iran berkali-kali menegaskan tetap mengembangkan nuklir dengan alasan hanya untuk digunakan bagi kepentingan damai, seperti penelitian ilmiah dan sumber listrik. (eh)

Pimpinan Golkar di Daerah Minta Airlangga Dipilih secara Aklamasi di Munas, Menurut Sekjen



 

Ilustrasi mudik pakai mobil

Tips Aman Meninggalkan Rumah Saat Mudik Lebaran, Jangan Lupa Pasang CCTV

Mudik Lebaran merupakan tradisi yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya masyarakat Indonesia. Setiap tahun, jutaan orang memilih untuk pulang kampung.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024