Mayat-mayat Bergelimpangan di Aleppo, Suriah

Milisi pemberontak Suriah dari Free Syrian Army berjaga-jaga di Damaskus di
Sumber :
  • REUTERS/Stringer

VIVAnews - Baku tembak antara tentara rezim Suriah dengan pasukan revolusi di provinsi Aleppo masih terus terjadi. Ratusan ribu orang di kota tersebut pilih cari aman dengan mengungsi ke wilayah terdekat. Dengan berjalan kaki atau naik mobil, mereka menyaksikan dengan mata kepala sendiri horor yang terjadi di provinsi berpenduduk dua juta tersebut.

Salah satu yang mengungsi bersama keluarganya adalah Hassan Farouk, seorang pedagang kelontong. Berjalan selama dua jam sebelum akhirnya mendapat tumpangan, Farouk dan istri serta delapan anaknya akhirnya berhasil sampai ke rumah kerabat mereka di desa Marea yang aman, 9 km dari Aleppo.    
Sambil merinding, Farouk mengisahkan apa yang disaksikannya dalam perjalanan. "Pertama kali kami ditembaki adalah 10 hari lalu, saya langsung menyambangi lokasi tembakan. Saya menemukan tiga mayat, kepala mereka semua hancur," kata Farouk, diberitakan Telegraph.

"Beberapa hari kemudian, satu keluarga yang terdiri dari enam orang seluruhnya terbunuh. Saya mencoba mengangkat mayat mereka, tapi tubuh mereka telah hancur hingga serpihan. Anak saya merengek minta pergi," lanjutnya lagi.

Farouk adalah satu dari 200.000 orang, menurut data PBB, yang mengungsi dari Aleppo sejak pertempuran puncak dimulai Sabtu lalu. Beberapa pilih mengungsi ke negara tetangga, seperti Turki, yang menyediakan tenda dan bantuan pangan lainnya. Berbagai negara, di antaranya Arab Saudi, juga menyumbangkan miliaran dolar untuk para pengungsi asal Suriah.

Keluarga lainnya tidak seberuntung Farouk yang bisa menginap di rumah kerabatnya. Osama Hansbo, 28, kini tinggal di sebuah ruang kelas bersama lima anggota keluarganya setelah pabrik tempatnya bekerja dihantam peluru. Di wilayah yang dikuasai Tentara Pembebasan Suriah, sekolah dan kantor pemerintahan jadi tempat pengungsi.

"Saya tidak punya uang dan tabungan, tapi saya bersyukur berada jauh dari tempat penembakan," kata Hansbo.

Beberapa penduduk Aleppo lainnya pilih diam di rumah mereka dan akan mengungsi jika situasi sudah aman. Omar, salah seorang warga, mengatakan bahwa sepupunya masih tinggal di Aleppo bersama empat anaknya, semuanya berusia di bawah 11 tahun.

"Dia bilang akan menunggu sampai situasi tenang, baru pergi. Dia menceritakan, perilaku anak-anaknya berubah, mereka lebih serius dan muram, mereka tidak pernah bermail lagi dan seperti hilang kesadaran. Mereka jarang tidur dan melompat kaget ketika mendengar suara peluru," kata Omar.

ISIS Tembaki 20 Pejuang Bersenjata Palestina hingga Tewas di Suriah

Belum ada laporan resmi berapa korban tewas di Aleppo. Menurut data PBB, telah lebih dari 10.000 orang terbunuh di Suriah sejak Maret tahun lalu. Data aktivis jauh lebih banyak, lebih dari 19.000 tewas. Amerika Serikat memperkirakan, rezim Suriah tengah mempersiapkanp

Sidang Perdana Perselisihan Hasil Pilpres 2024, Anies-Muhaimin

Cak Imin Siap Hadiri Sidang Putusan Sengketa Pilpres Jika Diwajibkan MK

Calon wakil presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menyatakan siap hadir di sidang pembacaan putusan sengketa PHPU di Mahkamah Konstitusi.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024