- REUTERS/Tyrone Siu
VIVAnews - Sedikitnya 25 orang tewas di Hong Kong setelah sebuah feri yang mengangkut lebih dari 120 penumpang bertabrakan dengan kapal lain. Ini merupakan kecelakaan maritim paling tragis di Hong Kong dalam beberapa tahun terakhir.
Menurut kantor berita Reuters, kecelakaan itu berlangsung di lepas pantai Pulau Lamma, yang populer bagi turis dan ekspatriat, pada Senin malam waktu setempat. Feri yang tabrakan itu tampak dalam kondisi hampir seluruhnya tenggelam.
Kerja tim penyelamat terganggu oleh buruknya pandangan. Mereka berjuang keras menyelamatkan banyak penumpang yang terjebak di feri itu, yang kian hanyut ditelan laut.
Sebagian besar penumpang berhasil selamat. Namun 25 orang meregang nyawa dan sembilan penumpang menderita luka kritis, ungkap pemerintah Hong Kong.
Feri nahas itu milik perusahaan Hong Kong Electric Company. Kapal saat itu sedang melaju pada Senin malam untuk membawa penumpang menonton atraksi kembang api. Namun, kapal bertubrukan dengan kapal tunda (tugboat) yang melaju dari arah berlawanan ke Pulau Lamma.
"Feri kami meninggalkan Pulau Lamma pada pukul 20.15 untuk menyaksikan atraksi kembang api di laut. Namun, beberapa menit kemudian, sebuah kapal tunda menubruk kapal kami," ungkap Yuen Sui-see, direktur operasi Hong Kong Electric Company.
Kapal tunda itu, yang dikelola perusahaan Hong Kong and Kowlood Ferry Holdings, masih bisa melaju dengan selamat ke pelabuhan di Lamma walau mengalami kerusakan. Sebaliknya, feri yang diklaim ditubruk itu tenggelam dalam kurun sepuluh menit.
"Kami harus menunggu sedikitnya 20 menit untuk diselamatkan," kata seorang penumpang pria sambil mengenakan selimut setelah dievakuasi dari feri.
Kecelakaan ini terjadi di tengah musim libur di Hong Kong, yang sedang merayakan festival musim gugur dan Hari Nasional China pada 1 Oktober. Pihak berwenang masih menyelidiki penyebab kecelakaan itu. (art)
RUPST Telkomsel Sepakati Perombakan Jajaran Direksi, Ini Susunan Terbarunya
PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan melakukan perombakan pada jajaran Dewan Direksi.
