Seruan Alqaeda: Culik Orang Barat Untuk Ditukar Tahanan

Pemimpin Al-Qaeda, Ayman al-Zawahiri.
Sumber :
  • Reuters

VIVAnews - Pemimpin al-Qaeda menyerukan anggotanya untuk menculik orang barat untuk ditukar dengan jihadis yang di penjara. Termasuk ulama buta yang menjalani hukuman seumur hidup di Amerika Serikat karena perencanaan peledakan kota New York tahun 1993 silam.

Seperti dikutip dari laman www.huffingtonpost.com, Minggu 28 Oktober 2012, disebutkan bahwa dalam sebuah rekaman video bedurasi dua jam yang diposting minggu ini di forum militan, Ayman al-Zawahri pemimpin al Qaeda kelahiran MesirĀ  mendesak dukungan untuk pemberontakan Suriah dan menyerukan penerapan hukum syariah Islam di Mesir.

Ia mengatakan, "Menculik warga negara dari negara-negara yang melancarkan perang terhadap kaum Muslim adalah satu-satunya cara untuk membebaskan tawanan kami, dan Sheik Omar Abdel-Rahman," ucap ulama Mesir tersebut.

"Ini adalah satu-satunya bahasa yang mereka mengerti," kata al-Zawahri, yang muncul memakai sorban dan jubah putih. "Kami akan terus merebut lagi, sampai kami dapat membebaskan tawanan kami," tambahnya.

Ada sedikit petunjuk mengenai keberadaannya dari video yang muncul di forum militan tersebut. Video itu direkam dengan latar belakang tirai coklat. Ia secara berkala merilis video dan pernyataan audio.

Dua minggu lalu, rekaman audionya berisi pernyataan mendesak perang suci melalui film anti-Islam amatir yang diproduksi di Amerika Serikat. Ia juga merilis sebuah video pada peringatan serangan 11 September 2001 dan mengklaim bahwa pejuang itu "mengalahkan Amerika di Irak".

Pembebasan Abdel-Rahman telah menjadi penyebab berkumpulnya militan Islam dan para jihadis. Sebuah kelompok yang dinamakan dengan namanya telah mengaku bertanggung jawab untuk serangan yang terjadi bulan Juni sebelumnya di Konsulat AS di Benghazi, yang tidak menimbulkan korban.

Serangan tersebut memang tidak menimbulkan korban, namun serangan yang lebih besar pada 11 September merenggut nyawa empat orang Amerika, termasuk Duta Besar AS di Libya, Chris Stevens.

Kerabat dan pendukung Abdel-Rahman telah mengadakan dialog dengan Kedubes AS di Kairo selama berbulan-bulan. Presiden baru Mesir, Mohammed Morsi, berada di bawah tekanan dari jihadis terkemuka Mesir yang baru-baru ini dibebaskan dari penjara dan dipaksa bersumpah untuk memerintahkan pembebasannya.

Al-Zawahri tampaknya mengikuti perdebatan Mesir atas masa depan politik negara itu, saat ia dipanggil ulama ultrakonservatif di Mesir untuk memastikan secara jelas hukum syariah Islam dalam konstitusi baru. Anggota tren Salafi Mesir telah memaksa Ikhwanul Muslimin, kelompok Islam yang merupakan asal Morsi, membuat peran Syariah tereksplisit. Kelompok liberal takut bahwa kelompok-kelompok Islam akan memasukkan bahasa yang dapat digunakan untuk mengekang kebebasan berekspresi dan hak-hak perempuan dan minoritas.

"Syariah harus menjadi sumber hukum. Ini harus dinyatakan," kata Zawahri. "Ini adalah langkah pertama untuk membersihkan konstitusi dan hukum untuk menerapkan hukum Syariah Islam," ucapnya. Konstitusi lama Mesir dan sebagian besar rancangan yang baru akan mencakup beberapa referensi untuk "Syariah" atau "prinsip" dari syariah, tetapi ungkapan yang tepat dapat memiliki efek besar pada putusan pengadilan di masa depan konstitusionalitas undang-undang.

Pimpinan Al-Qaida juga menyerukan umat Islam, khususnya di negara-negara yang berbatasan dengan Suriah, untuk mendukung pemberontakan di sana. "Saya mendesak umat Islam dimana pun untuk bangkit dan mendukung saudara-saudara di Suriah serta untuk menyingkirkan rezim kriminal," katanya. "Orang-orang Suriah memiliki hak untuk membela diri dengan segala cara."

Transformasi pemberontakan Suriah ke dalam perang terbuka telah memberikan kesempatan pada pejuang asing dan ekstremis untuk memainkan peran lebih besar dalam pemberontakan, kata para analis. Rezim Presiden Bashar Assad telah lama menyalahkan "teroris" asing atas krisis di negara itu.

Al-Zawahri menuduh masyarakat internasional secara tidak langsung menyetujui pembunuhan di Suriah. "Masyarakat internasional memberikan Assad lisensi untuk membunuh dan kesempatan untuk mengekang revolusi Suriah," katanya.

"Mereka takut pemerintah yang berusaha mencari kemenangan bagi Islam dan umat Muslim." Kebanyakan pemberontak Suriah Sunni telah menerima dukungan dari sesama Sunni di Gulf, sementara rezim Assad, didominasi oleh sebuah sekte cabang Syiah bersekutu dengan Syiah yang dipimpin Iran.

Terjadi Lagi Kasus Suami Bunuh Istri, Kali Ini di Karimun Kepulauan Riau
Tersangka Tegar yang menganiaya juniornya mahasiswa STIP hingga tewas.

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Curiga Pelaku Lebih dari 1 Orang

Taruna STIP bernama Putu Satria Ananta tewas karena dianiaya seniornya. Pelaku sudah ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka.

img_title
VIVA.co.id
6 Mei 2024