Napi Eks Densus yang Tewas di Penjara Dikenal Pendiam

Jasad napi LP Kerobokan yang juga mantan Densus 88, Agus Riyadi
Sumber :
  • VIVAnews/Bobby Andalan

VIVAnews - Kabar mengejutkan kembali terjadi di Lapas Kelas II A Kerobokan, Denpasar. Seorang napi bernama Agus Riyadi pada Selasa malam tewas. Bekas anggota Densus 88 itu mengembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar.

Kalapas Kerobokan, I Gusti Ngurah Wiratna menjelaskan Agus meninggal 23.45 WITA. "Sesak nafas, begitu sesak nafas, kami bawa ke RS Sanglah. Tapi akhirnya meninggal di sana," kataWiratna saat dihubungi VIVAnews, Rabu 21 November 2012.

Meski bekas anggota Densus 88, namun Riyadi tak menunjukkan perilaku jumawa. "Saya tidak bisa setiap hari bergaul dengan para napi. Tapi kemarin kebetulan saya menyambangi dia (Riyadi)," tutur Wiratna.

Kemarin pula Riyadi dibesuk oleh temannya. Soal perilakunya di dalam lapas, Wiratna mengaku Riyadi menunjukkan perangai baik. "Dia orangnya baik, tapi pendiam. Dia tidak banyak ngomong," papar Kalapas.

Tak seperti napi binaan yang lainnya, Wiratna menuturkan Riyadi bukan pula sosok yang lincah dan berpengaruh di selnya, Blok H. "Biasa saja seperti napi lainnya," beber Wiratna.

Wiratna menjelaskan, Riyadi resmi menghuni Lapas Kerobokan pada Juni 2009. Ia divonis 5 tahun denda 800 juta subsider 3 bulan penjara dalam kasus kepemilikan narkoba. Ia akan bebas pada 29 April 2015. Sayang Wiratna tak ingat betul berapa banyak kepemilikan narkoba oleh Riyadi. "Saya tidak ingat betul, karena ada ribuan napi di sini. Jadi saya mengingatnya secara global saja. Si A kasus pembunuhan misalnya, si B, kasus narkotika dan lainnya," kata dia.

Pun halnya dengan informasi jika Riyadi merupakan bekas anggota Densus 88. Wiratna tak tahu di mana ia bertugas. "Dia anggota Densus 88, dan saya tahu sepintas saja.  Apalagi saya baru menjabat di sini Februari 2012 lalu," terang Wiratna.

Semalam, Riyadi mengembuskan nafas terakhirnya. Diduga dia tewas lantaran over dosis narkoba. "Itu masih spekulasi. Yang bisa saya berikan saat ini, awalnya sesak nafas. Saya belum bisa bilang apakah ini over dosis atau bukan karena saya belum pegang medical record dari rumah sakit," kata Wiratna.

Tapi setahu Wiratna, salah satu ciri over dosis adalah mulut berbusa. "Sementara Riyadi bersih jasadnya. Hanya sesak nafas. Tapi, ya kita tunggu saja medical record-nya."

Riyadi sempat memicu kerusuhan besar. Itu terjadi pada Sabtu 25 Juni 2011 dini hari, saat petugas BNN ingin mencokoknya. "Riyadi itu benar mantan Densus 88 di Polda Bali," kata juru bicara BNN, Sumirat kala itu.

Riyadi diduga terlibat dalam jejaring peredaran narkoba di Lapas. Informasi ini didapat petugas berdasarkan keterangan seorang tersangka kasus narkoba yang ditangkap di Jakarta. "Dia (Riyadi) itu yang mengedarkan di dalam penjara," kata Sumirat.

Kericuhan bermula sekitar pukul 01.00 WITA Sabtu 25 Juni 2011 dini hari. Saat itu petugas BNN dan Lapas akan menuju sel Riyadi di Blok H. Tetapi, Riyadi tidak ditemukan dalam selnya. Dia berada di sel lain bersama temannya.

Saat Riyadi akan dibawa dan diperiksa, teman-teman satu selnya menolak. Kericuhan pecah. Kepala Lapas Kerobokan saat itu, Siswanto mengalami luka di kepala dan tangan. Anggota BNN pun menjadi sasaran penyerangan. Kericuhan itu menjadi kerusuhan besar (umi)

Daftar 23 Pemain Timnas Indonesia U-17 Wanita di Piala Asia
Wakil Presiden RI, KH Maruf Amin

Wapres Ma'ruf Serukan Umat Islam Bangkitkan Ekonomi Syariah

Ekonomi dan keuangan syariah menjadi salah satu penyokong kestabilan perekonomian masyarakat Indonesia. Aktivitas seperti pemanfaatan dana sosial syariah untuk mendukung.

img_title
VIVA.co.id
4 Mei 2024