- Reuters/Jo Yong-Hak
VIVAnews - Seperti tahun-tahun sebelumnya, Natal tahun ini pun akan kembali diwarnai ketegangan antara Korea Selatan dan Korea Utara. Setiap tanggal 25 Desember, Korut gerah karena Korsel menyalakan menara pohon Natal yang mereka anggap bentuk propaganda terhadap rakyatnya.
Ini adalah tahun ketiga menara Natal setinggi hampir 30 meter di Korsel dinyalakan. Menara besi ini terletak di puncak Aegibong di Gimpo, Provinsi Gyeonggi, sekitar dua kilometer dari perbatasan Korut. Dari Pyongyang, menara ini terlihat jelas.
Selain menyalakan menara ini, Korsel memperbolehkan ibadah nyanyi-nyanyian kidung Natal digelar di bawahnya, yang menambah gerah pemerintah Korut. Diberitakan Guardian, pemerintah Korut memprotesnya dengan mengatakan bahwa Korsel melakukan perang urat syaraf untuk memancing lebih banyak pembelot ke negara mereka.
Korut menganggap ini adalah bentuk lain perang propaganda dari Korsel, yang bertujuan melumpuhkan doktrin ateis yang dianut rakyat Korut. Korsel memiliki banyak umat Kristen, sedangkan rakyat Korut menganggap Bapak Kemerdekaan Kim Il-sung dan putranya yang kini jadi pemimpin, Kim Jong-il, sebagai "tuhan" atau "dewa" mereka.
Kantor berita Korut KCNA menuliskan pada Minggu kemarin bahwa menara ini dinyalakan, karena Korsel iri dengan keberhasilan Korut dalam meluncurkan roket mereka ke angkasa. Selain itu, Korut mengancam akan ada konsekuensi atas tindakan Korsel tersebut. Tidak dijelaskan apa konsekuensi yang dimaksud. (art)
BPBD DKI Ungkap 3 Sumber Ancaman Gempa di Jakarta
BPBD DKI mengungkap tiga sumber ancaman gempa di wilayah DKI Jakarta dan pengungkapan sumber ancaman tersebut sebagai upaya untuk memitigasi bencana.
