Editorial Diubah, Wartawan China Demo Partai Komunis

Demo wartawan Southern Weekly di Guangzhou, China
Sumber :
  • REUTERS/James Pomfret

VIVAnews - Ratusan wartawan menggelar demonstrasi menuntut kebebasan pers dalam beberapa hari terakhir di provinsi Guangdong, China. Aksi yang sangat jarang terjadi di negara komunis ini tidak ayal menjadi pukulan telak bagi pemerintahan yang baru saja dilantik.

Seperti diberitakan BBC, Rabu 9 Januari 2013, sejak Senin lalu para wartawan media Southern Weekly di sebelah selatan kota Guangzhou memprotes kesewenangan pemerintah dan menuntut dipecatnya kepala propaganda Partai Komunis di Guangdong, Tuo Zhen. Mereka membawa poster yang mengecam sensor ketat media dan menuntut kebebasan pers.

Demonstrasi ini dipicu pengubahan editorial tahun baru oleh Partai Komunis di Guangdong. Media yang terkenal kritis ini sebelumnya menuliskan editorial berjudul "Mimpi Konstitualisme China" berisi tentang perlunya reformasi di Tiongkok.

Namun apa yang terjadi, setelah terbit isi editorial diubah dengan judul "Mengejar Mimpi" berisikan pujian terhadap pemerintah komunis China. Dalam editorial itu juga dicantumkan beberapa fakta bohong soal pemerintah.

Ketegangan antara pemerintah China dan wartawan sangat jarang sekali terjadi. Biasanya, media di China tunduk pada apa kata pemerintah yang digawangi Partai Komunis. Pemerintahan Beijing juga tidak jarang menyensor ketat tulisan di media maupun di internet.

Menanggapi demonstrasi tersebut, pemerintah China menjawabnya melalui editorial di media Global Times yang notabene milik negara. Dalam tulisan itu dikatakan bahwa demonstrasi di Guangzhou bukan kerjaan wartawan, melainkan aktivis dari luar media. Global Times juga menuliskan bahwa kebebasan pers harus memiliki batas.

Aksi karyawan Southern Weekly ini mendapatkan dukungan dari media dan situs internet di Negeri Tirai Bambu, walaupun harus secara sembunyi-sembunyi atau pakai kode. Dikutip CNN, salah satunya adalah Sohu Weibo yang menampilkan tulisan "Bertahanlah, Southern Weekly" yang hanya bisa dibaca secara vertikal, dari atas ke bawah.

Dukungan lainnya juga datang dari 163.com yang dalam situsnya ditampilkan tulisan "Go Southern Weekly Go!". Tulisan ini dibuat secara kode, yaitu disusun menggunakan karakter pertama dalam enam baris kolom berita.

BBC menuliskan, pada Selasa malam kemarin permasalahan pemerintah dan Southern Weekly telah diselesaikan. Koran ini bisa terbit kembali pada Kamis dan para stafnya tidak akan dihukum. Tidak disebutkan ada kesepakatan apa antara keduanya.

Walaupun sudah tuntas, namun tidak dipungkiri peristiwa ini akan menjadi citra buruk bagi pemerintahan baru yang dipimpin Xi Jinping. Banyak pengamat yang mempertanyakan apakah Xi adalah orang dibalik pengubahan editorial tersebut.

"Jelas ini memicu krisis publisitas bagi pemerintah baru Xi Jinping," kata Xiao Qiang, pendiri dan pemimpin redaksi China Digital Times, badan monitoring internet dan media China yang berbasis di Amerika Serikat.

"Kredibilitas politik dan kemampuannya memimpin sedang diuji. Ketika pemimpin tertinggi tidak mampu bertindak dan tidak tegas, maka masalah kecil bisa jadi isu nasional, dan pemerintah akan kehilangan sedikit kendali atas pesan-pesan di media dan internet," ujarnya lagi. (eh)

Ternyata Buah Delima Punya Manfaat untuk Sembuhkan Kanker, Benarkah?
Vaksinasi PMK bagi hewan ternak di Kota Tangerang

2.000 Hewan Ternak Dilakukan Vaksinasi Antisipasi Wabah PMK Secara Gratis

Wabah PMK atau Penyakit Mulut dan Kuku masih menjadi momok menakutkan bagi para peternak. Adanya hal ini, Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Tangerang terus memasifkan pem

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024