- REUTERS/Ennahar TV via Reuters TV
VIVAnews - Setelah empat hari akhirnya drama penyanderaan di kilang gas Aljazair berakhir dengan tragis. Lebih dari 40 sandera tewas, puluhan militan penyandera juga meregang nyawa, beberapa berhasil ditangkap hidup-hidup.
Diberitakan Reuters, Minggu 21 Januari 2013, pemerintah Aljazair pertama kali mengumumkan bahwa korban sandera tewas mencapai 55 orang, terdiri dari 23 sandera dan 32 militan.
Namun dalam penyisiran, ditemukan 25 mayat sandera lainnya di kompleks kilang, terdiri dari warga asing dan lokal. Diperkirakan, sandera tewas sedikitnya 48 orang. Namun, pencarian korban masih belum usai, diperkirakan jumlah korban akan bertambah.
Enam orang militan berhasil ditangkap hidup-hidup. Komandan para militan dalam penyerangan tersebut, Abdul Rahman al-Nigeri, asal Nigeria diyakini terbunuh.
Beberapa warga asing yang telah teridentifikasi adalah tiga warga Inggris, seorang warga Amerika, dan dua warga Rumania. Masih dalam pencarian adalah 10 warga Jepang, lima warga Norwegia dan tiga warga Inggris. Menurut sumber di lapangan, seorang warga Prancis juga dikabarkan tewas.
Penyerangan berdarah pasukan Aljazair dimulai saat mereka menyerbu kilang dan menghancurkan empat Jeep militan yang ternyata berisi sandera yang hendak dipindahkan. Puluhan orang tewas dalam kejadian ini. Pasukan Aljazair berdalih serangan dilakukan untuk mencegah teroris kabur.
Rencananya, Perdana Menteri Aljazair Abdelmalem Sellal akan memberikan rincian resmi korban tewas hari ini. Banyak yang menyesalkan tindakan pasukan Aljazair yang tidak taktis dalam menyerbu lokasi, sehingga banyak korban tewas. Beberapa negara juga mengeluhkan kurangnya transparansi
pemerintah dalam peristiwa tersebut.
Namun, pemimpin Inggris dan Prancis membela aksi tentara Aljazair itu sebagai bentuk pemberantasan terorisme.
"Tentu saja banyak yang mempertanyakan respon Aljazair dalam peristiwa ini, tapi saya katakan, yang bertanggung jawab dalam kematian sandera adalah para teroris yang melancarkan serangan gila dan pengecut," kata Perdana Menteri Inggris David Cameron.
Insiden ini bermula pada Rabu pekan lalu saat puluhan militan pimpinan Mokhtar Belmokhtar menyerbu kilang gas di Inamena, perusahaan patungan pemerintah Aljazair, BP, dan Statoil.
Sekitar 41 warga negara asing dan 200 pekerja Aljazair disandera. Militan ini menuntut pemerintah Prancis menghentikan campur tangan mereka dalam konflik di Mali.