- Reuters
VIVAnews - Hujan lebat membuat banyak infrastruktur di kota Limpopo, Afrika Selatan, rusak parah. Termasuk di antaranya adalah penangkaran buaya Rakwena yang airnya meluap pekan lalu.
Buntutnya, sebanyak 15 ribu buaya jenis Sungai Nil dilaporkan lepas dari penangkaran. Lepasnya buaya-buaya ganas ini membuat kota jadi mencekam. Warga diminta tidak berkeliaran di jalan-jalan.
Awalnya, petugas di penangkaran Buaya Rakwena terpaksa membuka sebagian gerbang untuk membuang air. Namun yang terjadi justru buaya-buaya lepas bersama dengan limpahan air.
Buaya Sungai Nil bisa mencapai panjang empat meter. Saat air surut, banyak dari buaya-buaya itu yang tersangkut di cabang-cabang pohon. Seekor buaya besar terlihat di kubangan lapangan rugby di sebuah sekolah.
Buaya Sungai Nil adalah pemakan daging yang bisa berlari sangat cepat, sekitar 12 kilometer per jam. Jika berenang, buaya jenis ini bisa mencapai kecepatan 35 kilometer per jam.
Binatang ini sangat berbahaya bagi manusia. Dia membunuh mangsanya dengan cara menggigitnya dan menyeretnya hidup-hidup ke air agar tenggelam.
Buaya jenis ini biasanya ditangkarkan untuk diambil kulitnya untuk produksi ikat pinggang, sepatu dan tas tangan. Dagingnya juga bisa dipasarkan untuk dikonsumsi. Tapi biasanya, dagingnya dijadikan pakan untuk buaya lainnya yang bersifat kanibal.
Videonya bisa dilihat