Kedubes AS di Turki Didatangi Pengebom Bunuh Diri

Bom di Kedubes AS di Turki
Sumber :
  • Reuters
VIVAnews - Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Ankara, Turki, mendapat serangan teror bom bunuh diri pada Jumat, 1 Februari 2013, waktu setempat. Pelaku diduga anggota kelompok sayap kiri lokal.
Shin Tae-yong Ungkap Satu Keuntungan Timnas Indonesia U-23 daripada Uzbekistan

Pelaku memasang bom di tubuhnya kemudian meledakkan diri di depan gerbang keduataan. Pelaku tewas. Potongan tubuhnya berserakan di jalan.  
Rais Aam PBNU Kenang Kenal Prabowo Sejak 1996, Doakan Sukses Jalankan Pemerintahan

Setelah ledakan terjadi, beberapa penjaga keamanan yang bertugas di sana ditemukan tewas. Mereka merupakan warga negara AS dan Turki. 
UAE Supports Indonesia to Become Host of the U-20 World Cup

Duta Besar AS untuk Turki, Francis Ricciardone, berhasil menyelamatkan diri dan langsung keluar melalui pintu utama dikawal oleh petugas keamanan sesaat setelah bom meledak.

Perdana Menteri Turki, Tayyip Erdogan,  seperti yang dikutip Reuters pada Sabtu, 02 Februari 2013, menyerukan untuk selalu menjaga kewaspadaan terhadap teroris dan bahkan mengingatkan untuk bersama memerangi terorisme di seluruh dunia. 

Pihak Gedung Putih mengutuk aksi keji tersebut sebagai bentuk teror terhadap AS. Hingga saat ini pihak Gedung Putih masih terus menyelidiki motif bom bunuh diri tersebut.

Menurut laporan media Turki, pelaku bom bunuh diri tersebut diidentifikasi bernama Ecevit Sanli, anggota Revolutionary People's Liberation Party-Front (DHKP-C), kelompok kiri yang anti AS dan NATO. Organisasi itu dikabarkan masuk daftar organisasi teroris. Pelaku sebelumnya pernah terlibat serangan ke kantor polisi dan staf perguruan militer di Istanbul tahun 1997. 

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Victoria Nuland, memastikan tidak ada lagi korban selain petugas keamanan dalam peristiwa bom bunuh diri di Turki. 

"Tingkat fasilitas pengamanan yang kami miliki di Ankara sangat baik, sehingga tidak lagi korban yang jatuh dalam jumlah signifikan," ujarnya dikutip kantor berita Reuters. 

Ini merupakan serangan kedua kepada AS dalam empat bulan terakhir. Pada 11 September 2012, Kedutaan Besar AS di Benghazi, Libya turut mendapat teror bom. Duta Besar AS untuk Libya, Christopher Stevens dan tiga pegawai kedutaan ditemukan tewas akibat serangan itu. (ren)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya