Pengebom Bunuh Diri Turki Pernah Dipenjara

Bom di Kedubes AS di Turki
Sumber :
  • Reuters
VIVAnews - Kedutaan Besar Amerika Serikat di Ankara, Turki, mendapat serangan teror bom bunuh diri pada Jumat lalu, 1 Februari 2013, waktu setempat. Menurut seorang pejabat kedubes, pelaku bom bunuh diri pernah mendekam di penjara beberapa tahun terakhir atas tuduhan terorisme. Namun, ia dibebaskan dengan masa percobaan setelah didiagnosa memiliki gangguan jiwa dan melakukan mogok makan.
Gunung Ruang Erupsi, Pemkab Sitaro Tetapkan Tanggap Darurat Selama 14 Hari

Pengebom diidentifikasi, seperti dikutip dari laman CBS News, Minggu 3 Februari 2013, adalah seorang pria bernama Ecevit Sanli (40 tahun), yang merupakan anggota kelompok militan sayap kiri setempat.
Buang Kutukan 0 Trofi, Harry Kane Harus Bawa Bayern Munich Juara Liga Champions

Pelaku menewaskan dirinya dan seorang penjaga keamanan Turki. Serangan tersebut, dianggap oleh para pejabat AS, merupakan serangan teroris. 
Profil Putri Isnari, Pedangdut yang Dilamar Anak Pengusaha dengan Uang Panai Rp2 M

Sanli mempersenjatai dirinya dengan TNT, bahan peledak yang mampu menghancurkan gedung berlantai dua. Seorang pejabat lain mengatakan bahwa pelaku juga sempat meledakkan sebuah granat tangan.

Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan polisi yakin pengebom itu terhubung dengan kelompok militan sayap kiri, Revolutionary People's Liberation Party-Front atau DHKP-C. 

DHKP-C dalam pernyataan yang dimuat di situs mereka, Sabtu kemarin, mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Sanli diakui mereka melakukan serangan bunuh diri atas nama kelompok itu.

Keaslian website tersebut, dikonfirmasi The Associated Press kepada pakar terorisme pemerintah, yang tidak ingin disebutkan identitasnya. Sebab, sesuai aturan pegawai pemerintah tidak boleh bicara ke media tanpa izin.

Koresponden CBS News, Holly Williams melaporkan dari Ankara bahwa DHKP-C masuk dalam daftar hitam Departemen Luar Negeri Turki sebagai organisasi teroris. Organisasi beraliran Marxisme itu bercaya bahwa AS adalah negara imperialis yang mengendalikan Turki. Target serangan mereka adalah AS dan militer Turki.

Sementara itu, televisi swasta Turki, NTV, mengungkapkan bahwa polisi menahan tiga orang pada Sabtu, karena diduga berhubungan dengan serangan Kedubes AS di Ankara dan Istanbul.

NTV, mengutip sumber keamanan yang tak dikenal menyatakan bahwa dua dari para tersangka saat ini sedang diinterogasi oleh polisi di Ankara, sedangkan satu orang lagi ditahan di Istanbul. (kd)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya