PM Turki Sebut Bashar al-Assad "Iblis Bisu"

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Sumber :
  • REUTERS/Umit Bektas
VIVAnews -
Erick Imbau BUMN Beli Dolar AS Besar-besaran, Menko Perekonomian hingga Wamenkeu Bilang Gini 
Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut Presiden Suriah Bashar al-Assad sebagai "iblis bisu". Dia mengatakan, Assad tega membunuhi rakyatnya sendiri sementara takut ketika berhadapan dengan Israel yang mencaplok wilayah Suriah.

Gunung Ruang Erupsi, Pemkab Sitaro Tetapkan Tanggap Darurat Selama 14 Hari

Pernyataan ini disampaikan Erdogan dalam forum komunikasi pemerintah negara Teluk di Sharjah, Uni Emirat Arab, pada Minggu, 24 Februari 2013. Komentarnya ini disambut tepuk tangan meriah dari para pemimpin Teluk yang kebanyakan mendukung perjuangan pemberontak menggulingkan rezim Assad.
Buang Kutukan 0 Trofi, Harry Kane Harus Bawa Bayern Munich Juara Liga Champions


"Kami tidak akan tetap diam menghadapi diktator kejam, seorang iblis bisu, yang tanpa rasa kasihan membantai rakyatnya sendiri, tapi diam dan tidak melakukan apa-apa terhadap mereka yang menjajah wilayahnya selama puluhan tahun," kata Erdogan, dilansir
Huffington Post
.


Israel mencaplok Dataran Tinggi Golan dari Suriah pada tahun 1967. Walaupun kedua negara sempat tegang, tapi Israel dan Suriah tidak pernah konflik terbuka sejak tahun 1973. Sejak saat itu, wilayah tersebut dikuasai Israel.


Erdogan dan beberapa negara tetangga Suriah telah mendirikan kamp pengungsi bagi ratusan ribu warga Suriah yang lari dari tanah air mereka. Erdogan menyerukan pemimpin dunia untuk mengutuk serta melawan kekejaman dan agresi Assad.


"Kita tidak bisa diam saja," ujarnya lagi.


Pernyataan Erdogan ini dikeluarkan selang beberapa jam setelah Menteri Luar Negeri AS yang baru John Kerry dijadwalkan melakukan kunjungan kenegaraan pertamanya ke beberapa negara, termasuk Turki. Kerry akan mencari cara bagaimana menghentikan konflik yang telah memakan korban jiwa 70.000 orang di Suriah.


AS dan sekutunya dari Barat menolak permintaan para pemberontak di Suriah untuk memberikan mereka senjata. AS khawatir, persenjataan ini jatuh ke tangan para militan radikal yang memang bergabung dalam perlawanan melawan tentara Assad.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya