Media di Australia: Jokowi "Obama-nya" Indonesia

Joko Widodo dan Pia Olsen Dhyr.
Sumber :
  • Rohimat Nurbaya/VIVAnews
VIVAnews
Bank Mandiri Kembali Raih Peringkat Satu Top Companies 2024 versi LinkedIn
- Nama Joko Widodo mulai mendapat perhatian serius kalangan media massa Australia menjelang Pemilu 2014. Gubernur DKI Jakarta itu bahkan dipandang sebagai "Obama-nya Indonesia" saat publik di tanah air masih menimbang-nimbang siapa figur yang pantas menggantikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Pemilu 2014.

Mobil SUV Chery Omoda 7 Tak Lama Lagi Meluncur, Ini Bocoran Spesifikasinya

"
Israel Tembakkan Rudal ke Iran, Harga Emas dan Minyak Mentah Terbang
Jakarta's Governor Could Be Indonesia's Obama ," demikian judul ulasan yang ditulis Greg Sheridan, editor luar negeri
The Australian
, surat kabar nasional terbesar di Negeri Kanguru itu. Bagi dia, siapapun yang menggantikan SBY merupakan hal yang krusial, tidak saja bagi Indonesia, namun juga bagi Australia.


"Jokowi. Ingatlah nama itu, yang akan diperhitungkan Australia," tulis Sheridan dalam surat kabar The Australian edisi hari ini, Kamis 14 Maret 2013. Dalam artikelnya, Sheridan juga memaparkan pandangan mengenai beberapa calon presiden Indonesia untuk Pemilu 2014, yaitu Prabowo Subianto dan Megawati Sukarnoputri.


Namun, Sheridan menganggap Jokowi sebagai figur yang patut disorot, dengan merujuk kepada kemenangan fenomenal pada Pilkada DKI Jakarta setelah mengalahkan calon incumbent Fauzi Bowo, yang didukung koalisi partai besar.


"Jokowi tidak berasal dari militer, pegawai negeri, ulama terpandang, maupun dari koneksi dinasti [politik], yang merupakan pola paling umum untuk menuju puncak dalam perpolitikan Indonesia. Dia memulai usaha sendiri dengan menjalankan bisnis furnitur," kata Sheridan.


Jokowi sendiri sudah berkali-kali menyatakan tidak bakal mencalonkan diri sebagai Calon Presiden 2014. Namun bagi media Australia itu, tingginya popularitas Jokowi berdasarkan sejumlah jajak pendapat di Indonesia, sangatlah menggugah. Bersama wakilnya, Basuki Purnama, dia dianggap pemimpin yang profesional, transparan, dan jauh dari korupsi dan nepotisme.


"Apa artinya dia bagi Australia? Kita belum tahu pandangan politik luar negerinya, namun dia memperjuangkan hal-hal yang baik. Jadi ingatlah nama Jokowi, mungkin menjadi nama yang berarti bagi Anda," kata Sheridan menutup ulasannya.


Tony Mitchener, seorang pegawai kantor pemerintah federal Australia, juga menaruh hormat kepada Jokowi. "Saya turut antusias mengikuti perkembangan berita Jokowi di tanah air. Saya bertemu beliau pada 2007 saat masih menjabat Wali Kota Surakarta dan beliau orang yang baik dan tulus," kata Mitchener dalam bincang-bincang dengan
VIVAnews
di Canberra.  (sj)


 


 
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya