Australia Diminta Tidak Tergantung pada Kuota Impor Sapi di Indonesia

Kios daging di Pasar Queen Victoria Melbourne Australia
Sumber :
  • VIVAnews / Renne Kawilarang

VIVAnews - Duta Besar RI untuk Australia, Nadjib Riphat Kesoema, mengungkapkan bahwa kebijakan pembatasan kuota impor sapi di Indonesia belakangan ini mendapat perhatian besar di negeri Kanguru itu. Namun, kalangan peternak maupun produsen daging sapi Australia diminta tidak khawatir bahkan diharapkan mulai serius garap kerjasama investasi di Indonesia agar tidak tergantung pada kuota impor RI.

"Saya sudah berkali-kali bicara kepada mereka, selain mengirim sapi-sapi induk, coba juga mulai berpikir untuk berinvestasi di Indonesia. Dengan kata lain, mendirikan peternakan-peternakan di Indonesia sehingga mereka nantinya tidak tergantung kepada kuota. Bila sudah menjadi bagian dari produksi dalam negeri, maka mereka bisa memproduksi lebih banyak," kata Dubes Nadjib dalam perbincangan dengan VIVAnews di Canberra, Kamis malam.

Kerjasama investasi peternakan di Indonesia itu pada akhirnya juga bisa mendukung kebijakan Indonesia dalam swasembada daging sapi, yang ditargetkan berlaku mulai 2014. Nadjib mengatakan bahwa para peternak Australia tidak boleh khawatir mengenai kebijakan Indonesia itu.

Swasembada sapi dalam negeri bukan berarti menutup seluruhnya impor dari luar negeri. Mengenai swasembada daging sapi di Indonesia itu dianggap sebagai target sementara. "Kan lagipula kita berkali-kali menyatakan, seperti yang juga pernah diutarakan Menteri Perdagangan RI, bahwa kita ingin meningkatkan konsumsi daging sapi di tanah air," kata Nadjib, yang bertugas sebagai Dubes di Australia sejak Oktober 2012.
 
Saat ini konsumsi daging sapi di Indonesia per kapita hanya kurang lebih 2,3 kg, sementara di negara-negara maju seperti Australia konsumsinya hampir 40 kg per kapita. Negara-negara berkembang yang lain yang sudah cukup maju konsumsinya kira-kira 20 kg.

"Maka Indonesia akan terus memindahkan targetnya. Untuk target swasembada di Indonesia, sebenarnya masih ada ruang bagi para eksportir Australia," kata Dubes Nadjib.

Terdakwa Yosep Subang Diadili Bunuh Istri dan Anak Demi Uang, Korban Dibacok Pakai Golok

Kalangan peternak dan produsen sapi, lanjut dia, telah memikirkan kerjasama investasi di Indonesia. "Mereka sedang memikirkan. Sekarang kita sudah mendapatkan sumber-sumber yang tepat. Misalnya dari Persatuan Peternak Sapi Brahman, mereka sudah bersedia mengirim kepada kita dan telah mengirim 199 induk sapi ke Indonesia," lanjut dia.

Pemerintah Australia sendiri berharap bahwa Indonesia tidak terus-terusan membatasi kuota impor daging sapi maupun sapi ternak. Bila terus-menerus diberlakukan, masing-masing negara akan sama-sama dirugikan saat kedua pemerintah tengah mengupayakan kemitraan ekonomi yang komprehensif. (sj)

Sapi Albino Ko Muang Phet.

Kerbau Albino Diundang ke Gedung Pemerintah, Harganya Rp7,8 Miliar

Kerbau albino bertubuh besar ini bernama Ko Muang Phet, terkenal di kalangan peternak Thailand sebagai hewan pejantan. Tingginya 1,8 meter dan berusia empat tahun.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024