Sejumlah Menteri di Australia Ramai-ramai Mundur

Mantan PM Australia, Julia Gillard.
Sumber :
  • REUTERS
VIVAnews
Jordi Onsu Mengaku Sering Minta Maaf dan Mengalah ke Ruben Onsu
- Sejumlah menteri di Australia hari ini ramai-ramai mengundurkan diri. Situasi ini mengguncang kepemimpinan Perdana Menteri Julia Gillard yang popularitasnya tengah turun menjelang Pemilu September mendatang.

Hormati Putusan MK, Eks Ketum PB HMI: Saatnya Bekerja untuk Indonesia Maju

Manuver para menteri ini terkait dengan masih berlangsungnya rivalitas di kepemimpinan Partai Buruh antara PM Gillard dengan Kevin Rudd, mantan PM yang tersingkir dari puncak kekuasaan beberapa tahun lalu dan digantikan oleh Gillard. Rudd sendiri, secara mengejutkan, menyatakan bahwa dia saat ini tidak tertarik untuk menantang Gillard di kursi pemimpin Partai Buruh, yang tengah memerintah Australia.
Brigjen Nurul Bicara Strategi STIK Lemdiklat Cetak Pemimpin Polri yang Mumpuni


Namun, sejumlah menteri di kabinet Gillard, yang merupakan loyalis Rudd, sudah minta mundur. Salah satunya adalah Menteri Sumber Daya Martin Ferguson.


"Saya berpandangan bahwa (pengunduran diri) ini adalah langkah yang terhormat. Saya tadinya ingin memilih Kevin Rudd atau Simon Crean untuk memberi kesegaran di tubuh partai," kata Ferguson Jumat ini seperti dikutip kantor berita
Reuters
.


Pada hari yang sama, ungkap
Time
, Chris Bowen mengundurkan diri sebagai menteri pendidikan tingkat lanjut, keahlian, ilmu pengetahuan dan penelitian. "Ini merupakan langkah terhormat," kata Bowen.


Pada Kamis malam, Richard Marles mengundurkan diri sebagai menteri muda bidang luar negeri. Dia sendiri secara terang-terangan mendukung Rudd untuk kembali tampil memimpin Partai Buruh dan Australia. 


Langkah mereka juga diikuti sejumlah politisi yang masuk dalam kepengurusan inti Partai Buruh, yaitu Joel Fitzgibbon, Ed Husic, dan Janelle Saffin. Situasi di kubu pemerintah juga makin kisruh setelah Gillard memecat Simon Crean dari kabinet.


Politisi senior yang pernah menjadi Pemimpin Kubu Oposisi itu didomplang dari jabatan Menteri Kesenian dan Menteri Pembangunan dan Pemerintahan Daerah. Crean dianggap lancang karena mengusulkan segera diselenggarakan pemilihan ketua baru Partai Buruh, yang saat ini otomatis dijabat PM Gillard.


Sayangnya, tindakan berani Crean itu tidak ditanggapi oleh Rudd. Kendati terjadi guncang-ganjing di tubuh elit politik Partai Buruh itu tidak sampai mengganggu pemerintahan, kalangan media massa Australia menilai bahwa situasi ini menandakan kepemimpinan PM Gillard tidak solid.


Apalagi situasi itu berlangsung saat para politisi Partai Buruh tengah berkampanye untuk Pemilu September mendatang. Dalam sejumlah jajak pendapat, popularitas Partai Buruh kalah dari Partai Liberal, yang memimpin kubu oposisi di parlemen.   

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya