Palestina Turut Matikan Lampu pada Earth Hour 2013

Earth Hour
Sumber :
  • REUTERS/Jorge Dan Lopez

VIVAnews - Palestina ikut memadamkan lampu di beberapa tempat untuk menyukseskan kegiatan Earth Hour yang berlangsung Sabtu kemarin. Ini merupakan kali pertama negara pimpinan Presiden Mahmoud Abbas itu turut serta dalam ajang yang bertujuan untuk penghematan energi tersebut.

Dilansir Guardian, Sabtu 23 Maret 2013, penduduk di Jalur Gaza dan Tepi Barat terlihat memadamkan lampu di rumah mereka selama satu jam. Selain di kota tersebut, kegelapan juga meland Plasa Palestina di Gaza, Nablus, Betlehem dan Ramallah.

Pada perayaan Earth Hour tahun ini, badan perlindungan satwa liar (WWF) memperkirakan hampir 150 negara ikut berpartisipasi dengan ikut mematikan lampu pada pukul 20:30 waktu setempat. Hal ini dilakukan untuk menunjukkan kepedulian mereka terhadap lingkungan. Selain Palestina, terdapat enam negara lainnya yang berpartisipasi kali pertama dalam ajang ini.

Beberapa tempat yang menjadi landmark di beberapa negara seperti Menara Tokyo (Jepang), Marina Sand Bay (Singapura), Burj Khalifa (Uni Emirat Arab), Menara Eiffel (Perancis), Stadion Sarang Burung (China), Opera House (Australia) dan Menara Petronas (Malaysia), merupakan sebagaian lokasi yang ikut serta memadamkan lampu demi suksesnya ajang Earth Hour.

Bahkan kampanye ini juga ikut dilakukan di luar angkasa di mana beberapa astronot ikut mengurangi penggunaan tenaga listrik di Stasiun Internasional Luar Angkasanya.

Pada penyelenggaraan tahun ini, Earth Hour mengambil tema "Aku Ikut Jika Kamu Ikut" yang bermakna setiap orang dapat berjanji untuk tetap menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan setelah perayaan Earth Hour usai. WWF sendiri sebagai penyelenggara kegiatan itu pun berusaha menyebarluaskan kampanye ini melalui penggunaan media sosial.

Ogah Pakai Pelampung, Bocah 6 Tahun di Cikarang Tewas Tenggelam di Kolam Renang

Disambut Sinis

Kendati penyelenggaraan Earth Hour ini memiliki dampak yang positif, namun tidak sedikit pihak yang memandang negatif aksi ini. Salah satunya penulis, George Marshall.

RS Polri: Seluruh Jasad Korban Kebakaran Toko Frame Mampang Sudah Teridentifikasi

Pada tahun 2009, dia menulis bahwa ajang Earth Hour merupakan ajakan untuk mempengaruhi manusia kembali hidup di zaman gua.

"Meminta orang untuk hidup dalam kegelapan seolah-olah membenarkan bahwa alam menginginkan kita untuk kembali hidup di dalam gua," ujarnya.

Kritik serupa juga datang dari seorang akademisi Sekolah Bisnis Copenhagen, Denmark, Bjorn Lomborg. Menurutnya Earth Hour hanya memberikan sedikit kontribusi bagi bumi dan dapat menyebarkan persepsi yang keliru bagaimana cara mengatasi isu perubahan iklim.

"Pemanasan global adalah masalah yang nyata, tetapi Earth Hour bukanlah solusi akan masalah itu. Coba dipikirkan secara logika, jika dengan mematikan lampu selama satu jam adalah ide yang baik, mengapa tidak dilakukan selama 8.759 jam selama setahun?" tanya Lomborg yang mempertanyakan efek dari ajang Earth Hour tersebut. (ren)

Menanam mangrove.

Indonesia Penghasil Emisi Karbon Terbesar di Dunia, Tanam Lebih Banyak Mangrove Bisa Jadi Solusinya

Dalam upaya menurunkan angka emisi karbon di Indonesia, mangrove memiliki peran penting dalam perubahan iklim dengan kemampuannya yang dapat menyerap gas rumah kaca.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024