Diduga Bunuh 300 Pasien, Dokter Ditangkap

Dokter Virginia Soares de Souza (C) ditahan karena dugaan pembunuhan pasien
Sumber :
  • Reuters/ Henry Milleo
VIVAnews
Bhayangkara FC Resmi Terdegradasi ke Liga 2
- Seorang dokter di Brazil didakwa karena telah membunuh tujuh pasien di rumah sakit. Tapi diduga korban sang dokter ini bukan cuma 7 orang itu. Dokter bernama Virginia Soares de Souza ini sudah membunuh 300 pasien sepanjang karirnya di Rumah Sakit Evangelis di kota Kuritiba, Brazil.

Banjir Bandang Terjang Pemandian Teroh-teroh Langkat, 1 Tewas dan 6 Luka-luka

Jaksa menyatakan, de Souza dan tim medisnya didakwa memberikan obat pelemas otot untuk membuat suplai oksigen ke paru-paru pasien menurun sehingga mengalami asfiksia. Dokter perempuan ini beralasan, tindakannya itu membuat  intensive care unit rumah sakit tidak penuh dengan pasien.
Menlu Retno Disarankan Segera Kontak Iran Agar Tidak Serang Balik Israel


Janda berusia 56 tahun itu ditahan bulan lalu dan kini harus menghadapi tujuh dakwaan pembunuhan tingkat satu. Tiga dokter, tiga perawat dan satu fisioterapis yang bekerja di bawahnya didakwa dengan pasal pembunuhan.


Penuntut umum untuk negara bagian Parana menyatakan rekaman penyadapan telepon de Souza berisi percakapan berisi motif pembunuhannya itu untuk membersihkan ranjang rumah sakit untuk pasien lain. "Saya mau membersihkan  intensive care unit. Bikin saya gatal," katanya dalam sebuah rekaman yang dipublikasikan media Brazil.


Pengacara de Souza, Elias Mattar Assad, menyatakan penyelidik telah salah memahami bagaimana ICU bekerja. Assad akan membuktikan kliennya tak bersalah.


Namun akan lebih banyak dugaan pembunuhan muncul setelah penyelidikan mempelajari catatan medis 1.700 pasien yang meninggal tujuh tahun terakhir di rumah sakit yang ICU-nya dipimpin de Souza itu. "Kami telah memegang lebih dari 20 kasus dan nyaris 300 lebih lagi yang sedang dipelajari," kata ketua tim penyelidik yang dibentuk Kementerian Kesehatan Brazi, Dr. Mario Lobato, seperti ditayangkan dalam sebuah acara TV lokal.


Jika de Souza terbukti membunuh lebih dari 300 pasien, jelas ini akan menjadi salah satu kisah pembunuhan serial terbesar, mengalahkan seorang dokter Inggris, Harold Shipman, yang telah membunuh setidaknya 215 pasien.


Lobato menjelaskan, sejumlah kematian muncul dalam keadaan yang mirip: pelemas otot seperti Pancuronium (bermerek dagang Pavulon) diberikan, sehingga meningkatkan ketergantungan pasien pada pernafasan buatan; lalu suplai oksigen dikurangi, dan akhirnya pasien meninggal karena asfiksia atau kekurangan oksigen di paru-paru. Dan beberapa pasien dalam keadaan sadar saat itu terjadi.


Penuntut umum menyatakan, de Souza merasa "berkuasa penuh" menjalankan pembunuhan oleh ICU. Dalam beberapa kasus, de Souza bahkan memberikan instruksi semacam itu melalui telepon ke anggota timnya. (Reuters)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya