AS Desak China Usut Kekerasan di Xinjiang

Wilayah Kashgar, provinsi Xinjiang, China
Sumber :
  • REUTERS/Stringer
VIVAnews -
5 Bintang Arsenal Terancam Absen Lawan Man City! Perebutan Puncak Klasemen Makin Panas
Pemerintah Amerika Serikat mendesak China mengusut secara transparan kasus kekerasan di Xinjiang yang menewaskan 21 orang. Investigasi dirasa perlu setelah kedua pihak yang bertikai saling tuding.

Rusia Telah Menangkap Pemodal Teroris Serangan Moskow, Ternyata Dikirim Melalui Ukraina

Desakan disampaikan Wakil Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS Patrick Ventrell seperti diberitakan
Terungkap, Alasan Rizky Irmansyah Sukses Curi Perhatian Nikita Mirzani
Reuters , Rabu waktu setempat. Dia mengatakan, insiden itu terjadi saat Duta Besar AS untuk China, Gary Locke, sedang berada di provinsi Xinjiang dengan delegasi dari perusahaan energi, perkeretaapian dan transportasi Amerika.


"Kami mendesak pemerintah China melakukan penyelidikan menyeluruh dan transparan pada insiden ini dan memberikan perlindungan bagi seluruh rakyat China, termasuk etnis Uighur, tidak hanya berdasarkan hukum dan konstitusi China, tapi juga berdasarkan komitmen hak asasi manusia internasional," kata Ventrell.


Insiden itu terjadi pada Selasa malam wilayah Bachu, atau dikenal dengan nama Maralbexi di Kashgar. Menurut versi pemerintah China, saat itu petugas keamanan menemukan rumah berisikan banyak senjata tajam.


Bentrokan terjadi saat kelompok etnis Muslim Uighur memergoki mereka. Sebanyak 21 orang tewas dalam bentrokan dan kebakaran rumah tersebut. China mengatakan ini ulah teroris yang ingin mengganggu stabilitas di wilayah yang berbatasan dengan Afganistan dan Pakistan itu.


Sementara versi lain disampaikan oleh kelompok Muslim Uighur di pengasingan. Menurut pengakuan yang mereka dengar, kekerasan itu dipicu oleh penembakan dan pembunuhan pemuda Uighur oleh tentara China.


Kekerasan kali ini adalah yang paling berdarah sejak Juli 2009. Saat itu terjadi bentrokan hebat di ibukota Xinjiang, Urumqi, antara warga mayoritas Han dan minoritas Muslim Uighur, menewaskan 200 orang dari kedua kubu.


Etnis Uighur adalah kelompok suku Muslim asli Xinjiang yang berbicara bahasa Turki. Etnis ini kerap bentrok dengan pemerintah China yang membatasi agama, bahasa dan kebudayaan mereka. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya