- REUTERS/Fox 8 News/Handout via Reuters
VIVAnews --Sebanyak 19 orang terluka dalam insiden penembakan pada parade hari Ibu di New Orleans, Amerika Serikat, Minggu waktu setempat. Badan penyidik FBI mengatakan tidak ada indikasi penembakan ini adalah aksi terorisme.
"Ini murni aksi kejahatan jalanan di New Orleans," ujar juru bicara FBI, Mary Beth Romig seperti dilansir CNN.
Menurut Romig, kota di bagian selatan itu memang terkenal dengan tindak kejahatannya yang tinggi. Jumlah korban dari peristiwa penembakan ini masih simpang siur.
Guardian melaporkan 18 orang terluka, sementara kantor berita CNN menuliskan korban luka mencapai 19 orang. Dua anak-anak berusia 10 tahun termasuk korban luka tersebut.
Korban lainnya adalah 10 pria dan tujuh wanita. Sebagian besar korban menderita luka terserempet peluru, sementara korban lainnya menderita luka-luka kecil.
Hingga kini belum ada satu pun tersangka yang ditahan oleh pihak kepolisian. Namun menurut juru bicara polisi, Remi Braden, penangkapan akan segera dilakukan.
Walikota New Orleans, Mitch Landrieu, meminta masyarakat untuk terlibat dan membantu memberikan informasi kepada polisi.
"Sangat penting bagi kita, seperti yang telah saya sampaikan sebelumnya, untuk mengubah budaya kematian akibat pertikaian di jalanan New Orleans menjadi budaya kehidupan. Oleh sebab itu butuh dukungan dari semua pihak," ujar Landrieu kepada media.
Seorang saksi mata, jurnalis foto bernama Abdul Aziz mengatakan salah satu pelaku adalah pria kulit hitam berusia antara 18-22 tahun, mengenakan kaos putih dan celana jeans pendek. Saat itu, Aziz berada di tengah para korban saat parade Hari Ibu di Frenchman Street dan North Villere Street.
"Semua orang kecuali saya tertembak. Saya sangat beruntung bisa luput dari luput dari tembakan itu," ujar Aziz menceritakan kesaksiannya.