Gara-gara Panci Presto, Pria Arab Saudi Berurusan dengan FBI

Petugas FBI mengamankan panci presto dan pria asal Arab Saudi
Sumber :
  • Reuters
VIVAnews -
Pemilu di AS dan Eropa Diprediksi akan Pengaruhi Iklim Investasi Indonesia
Publik dan petugas keamanan di Amerika Serikat rupanya trauma dengan panci presto setelah dua bom Boston yang dirakit dari benda tersebut, meledak 15 April lalu. Sampai-sampai, dua pria asal Arab Saudi harus berurusan dengan agen Biro Investigasi Federal (FBI) gara-gara benda itu.

Viral Jeam Kelly Sroyer Dikeplak Shin Tae-yong, Ternyata Gegara Ini

Dilansir laman
Kemenkominfo Mengadakan Kegiatan Talkshow "Promosi Budaya Indonesia Lewat Konten Digital"
Dailymail , Minggu 12 Mei 2013, seorang mahasiswa Arab Saudi yang tinggal di Michigan menceritakan kisah pertamanya. Talal al Rouki sempat harus diinterogasi oleh agen FBI di apartemennya gara-gara dia dilaporkan para tetangga berkeliaran sambil membawa panci presto.


Tak pelak, tetangga itu lantas menghubungi agen FBI dan melaporkan ada seorang pria Arab Saudi yang mencurigkan, karena menenteng benda itu. Kediaman al Rouki pun kemudian didatangi agen FBI. Mereka menempatkan satu tim untuk berjaga di luar apartemen al Rouki, sedangkan satu agen lainnya meminta keterangannya.


Berdasarkan laporan harian Arab Saudi,
Oukaz
, al Rouki mengaku kaget ketika sekelompok agen FBI bersenjata lengkap "bertamu" ke apartemennya. Mereka menanyai al Rouki soal jurusan kuliah yang dipilihnya di universitas, kapan dia tiba di AS, dan apa yang dilakukannya di waktu senggang.


Menurut FBI, mereka mendapatkan laporan telepon dari para tetangganya yang melihat al Rouki berkeliaran membawa panci presto dan digambarkan sebagai peluru berwarna. al Rouki kemudian menjelaskan dia membawa panci presto, karena baru saja memasak masakan khas Arab Saudi yang terbuat dari nasi bernama Kabsah. Dia bermaksud membagikan makanan itu kepada temannya yang tinggal di tempat yang berbeda.


"Anda harus hati-hati saat bepergian dengan membawa benda tersebut," ujar salah satu agen FBI memberikan nasihat bagi al Rouki.


Lain lagi dengan cerita yang dialami oleh Hussain al Kwawahir yang ditahan oleh petugas perlindungan perbatasan di bandara Detroit Metropolitan. al Kwawahir juga ikut digelandang petugas, karena berbohong soal panci presto yang dibawanya.


Menurut laporan laman
Time
, Senin 13 Mei 2013, al Kwawahir bahkan sampai ditahan, karena ada halaman yang hilang di paspornya saat dicek oleh petugas. Dalam sidang dengar yang digelar Senin kemarin, al Kwawahir diketahui berbohong dengan mengatakan membawa panci presto ke AS, karena di sana tidak ada yang menjual benda itu.


Namun, dia mengubah keterangannya dan mengatakan salah seorang keponakannya telah membelikannya panci presto, tapi rusak saat digunakan orang lain. Sementara itu, soal paspor, awalnya al Kwawahir mengaku tidak tahu mengapa bisa ada halaman yang hilang di dokumen itu.


Tapi, kemudian dia mengatakan bahwa halaman yang kurang dari paspor itu disimpan di sebuah kotak di rumahnya dan hanya bisa diakses oleh keluarganya. Belum diketahui dengan jelas apakah al Kwawahir mendapat pendampingan pengacara saat menghadiri sidang perdana itu. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya