Kisah Pep, Anjing yang Dihukum Penjara Seumur Hidup

Pep, anjing yang difitnah di AS
Sumber :
  • Daily Mail
VIVAnews -
61 Kasus Flu Singapura Ditemukan di Surabaya, Kenali Gejala-gejalanya
Ini kisah tahun 1924 di Pennsylvania, Amerika Serikat. Ada seekor anjing yang menimbulkan simpati massa. Anjing jenis labrador itu dilaporkan sebuah media divonis penjara seumur hidup karena membunuh seekor kucing.

Kata Media Asing usai Timnas Indonesia Tekuk Australia: Impian Shin Tae-yong Bakal Jadi Kenyataan

Dikisahkan
Sri Mulyani Bertemu Menkeu Selandia Baru, Ini yang Dibahas
Daily Mail pekan ini, kala itu koran tersebut memberitakan anjing hitam bernama Pep ini membunuh kucing milik istri Gubernur Pennsylvania kala itu Gifford Pinchot. Dalam sebuah foto, Pep terlihat mengenakan nomor tahanan di lehernya.


Koran kala itu menggambarkan kisah Pep berlebihan. Dikatakan bahwa Pep sama sekali tidak memperlihatkan wajah bersalah atas tindakannya. Dia dikirim ke penjara seumur hidup tanpa ada kesempatan bebas dengan jaminan.


Berita ini sempat membuat heboh Pennsylvania kala itu. Ribuan surat berdatangan ke meja Pinchot, mengecam tindakannya yang dinilai kejam pada Pep. Namun bukan itu yang sebenarnya terjadi.


Putra Pinchot mengatakan bahwa Pep difitnah oleh media. Dia mengatakan bahwa Pep bukanlah pembunuh kucing. Kejahatannya satu-satunya adalah merusak sofa dan kursi dengan menggigitinya. 


Menurutnya, Pep adalah pemberian dari keponakan Pinchot, seorang peternak anjing labrador. Pep lantas menjadi kesayangan keluarga. Namun, pada awal 1924, dia mulai bandel dan merusak sofa. Akhirnya Pinchot mengirimkannya di penjara di Maine.


Di penjara ini, Pep bukan sebagai tahanan, tapi penghibur bagi para napi. Pep dijadikan alat terapi bagi napi bermasalah. Akhirnya, Pep menjadi peliharaan kesayangan para napi. Dia mati beberapa tahun kemudian karena sebab yang alami.


Walaupun keluarga Pinchot berkali-kali memberikan klarifikasi atas kisah bohong itu. Namun, kisah Pep yang divonis seumur hidup ternyata lebih menarik. Terbukti dari dicetak ulangnya cerita Pep di koran tersebut.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya