Pekerja asal RI Lebih Ulet Ketimbang Malaysia

VIVAnews - Pemerintah Malaysia baru-baru ini menetapkan keputusan untuk "mempersulit" izin kerja bagi pekerja asing di Malaysia. Menteri Sumber Daya Manusia Malaysia, Datuk Dr S. Subramaniam, menyatakan bahwa melipatgandakan pajak bagi pekerja asing akan mengurangi jumlah mereka, dan akan membuat gaji pegawai lokal meningkat.

Namun, bagi kalangan pengusaha di Malaysia, pernyataan itu tidak tepat, dan tidak berpengaruh bagi mereka. Pasalnya, pekerja asing dianggap lebih rajin daripada pekerja lokal. Seorang pengusaha restoran menyampaikan kesaksian bahwa pekerja asal Indonesia lebih ulet daripada pekerja Malaysia. Surat tersebut dimuat dalam The Star Online, Selasa 17 Maret 2009.

Pengusaha yang tidak disebut namanya ini mengatakan bahwa usaha restorannya telah berjalan selama lebih dari dua puluh tahun. Di awal usaha, dia hanya mempekerjakan orang Malaysia.

3.37 Mln Hectares Palm Plantation Inside Forest Area, KLHK Identifies

Namun, beberapa dari mereka mengundurkan diri di saat bisnis sedang ramai dan meminta tambahan gaji agar mereka tetap bertahan di situ. Tidak hanya itu, mantan pegawainya malah mengiriminya surat kaleng untuk meminta sejumlah uang.

Dia lantas mempekerjakan orang Indonesia, dan mengakui bahwa orang Indonesia adalah seorang pekerja keras, serta berkelakuan baik. Karena di pertengahan tahun 1990-an pemerintah Malaysia mempersulit izin kerja orang Indonesia, maka dia juga mempekerjakan warga lokal.

"Pekerja lokal datang terlambat, tapi pulang cepat, bahkan kadang sebelum restoran tutup. Mereka juga membiarkan restoran kotor dan menyerahkan pada pekerja asing untuk membersihkannya," tulis pemilik restoran itu.

Hasil kerja para pegawai asal Malaysia juga tidak rapi dan mereka sering merokok walau di situ ada tanda dilarang merokok. Sedangkan pekerja asal Indonesia selalu bekerja rapi dan giat.

"Pegawai lokal juga tidak mau belajar hal baru karena mereka kira mereka lebih tahu. Pekerja lokal itu juga tidak suka diperintah oleh seorang perempuan, meski perempuan itu adalah manajer restoran," demikian seorang pemilik restoran.

Dan parahnya, mereka menunjukkan ketidaksukaan mereka dengan sengaja membuat masakan tidak enak, misalnya dengan membubuhi terlalu banyak garam atau sambal ke dalam masakan.

Dalam email ke New Straits Times, pemilik yang tidak disebutkan namanya itu, mengatakan bahwa yang paling mengkhawatirkan adalah pekerja lokal tidak melewati tes kes kesehatan sebelum bekerja. Sedangkan pekerja Indonesia harus lolos tes kesehatan sebelum mereka mendapatkan visa kerja.

"Tentu tidak semua pekerja lokal itu tidak baik," tulisnya. "Namun pernyataan Subramaniam bahwa menaikkan pajak bagi pekerja asing akan membuat lebih banyak pekerja lokal dipekerjakan di bisnis restoran itu sangat salah. Pekerja lokal tidak memiliki etos kerja bagus. Lebih baik saya menutup bisnis saya daripada mendapat banyak masalah dengan pekerja lokal."

Catherine Wilson

Catherine Wilson Tuntut Nafkah Rp100 Juta Per Bulan, Idham Masse Ungkap Hal Mengejutkan

Kata Catherine Wilson, suaminya sempat janji untuk menafkahinya Rp100 juta per bulan. Hal tersebut sudah tertuang di perjanjian pranikah Idham Masse dan Chatherine

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024