Tahanan Guantanamo Dipaksa Makan Lewat Selang

Di kursi ini, tahanan Guantanamo diikat dan diberi makan paksa
Sumber :
  • Army Sgt. Brian Godette

VIVAnews - Sudah 100 hari ini ratusan tahanan di Guantanamo melakukan aksi mogok makan, memprotes penahanan mereka yang tanpa dasar. Mencegah tahanan tewas, pemerintah Amerika Serikat melakukan tindakan ekstrem, memasukkan makanan lewat hidung dan mulut menggunakan selang.

Menurut ABC News, saat ini telah ada 103 dari 166 tahanan di Guantanamo yang menolak makan sejak Februari lalu. Sebanyak 29 di antaranya dipaksa makan karena kondisinya yang menurun.

Sudah 100 hari tanpa makanan, kondisi mereka mengenaskan. Beberapa bahkan telah kehilangan berat badan hingga 22 kilogram. Akhirnya, personel angkatan laut AS dikirim untuk memaksa mereka makan, melalui selang.

Satu per satu mereka dimasukkan ke dalam sebuah ruangan, diikat di kursi dan dijejalkan selang panjang dari mulut dan hidung mereka menuju lambung. Lalu, dimasukkan suplemen nutrisi cair.

Setelah diberi makan, para tahanan dimasukkan ke dalam sebuah sel. Selama 45-60 menit mereka diawasi, apakah akan muntah atau berusaha memuntahkan cairan yang masuk. Jika muntah, maka mereka akan kembali dipaksa makan. Tidak heran, untuk satu orang bisa memakan waktu 2-5 jam.

IRT di Kalbar Tewas Bersimbah Darah dengan Luka Tembak, Polisi Lakukan Penyelidikan

Seorang tahanan Guantanamo, Samir Naji al Hasan Muqbil, kepada Washington Post mengisahkan sakitnya makan-paksa seperti ini.

"Saya tidak akan lupa saat pertama mereka memasukkan selang ke dalam hidung saya. Saya tidak bisa menggambarkan betapa sakitnya. Saat selang itu masuk, saya ingin muntah, tapi tidak bisa. Lalu dada, tenggorokan dan perut saya sakit. Saya tidak pernah merasakan sakit seperti ini sebelumnya," kata Muqbil.

Praktik ini dianggap bentuk penyiksaan terhadap tahanan. PBB menganggap tindakan ini melanggar hukum internasional. Berbagai kelompok HAM dan Serikat Kemerdekaan Sipil Amerika mengecam tindakan tersebut dan menuntut Menteri Pertahanan Chuck Hagel turun tangan menghentikannya.

"Memaksa makan sangat kejam, tidak manusiawi dan merendahkan," tulis lembaga HAM ini dalam pernyataannya.

Ketidakadilan Amerika

The New Yorker mencatat, mogok makan dipicu oleh ketidakadilan sistematis yang dilakukan pemerintah Amerika Serikat.

Dari 166 tahanan di penjara tersebut, hanya enam orang yang akan diadili di pengadilan militer karena tindak terorisme dan dianggap berbahaya. Sisanya, ditahan tanpa bukti yang cukup. Sebanyak 80 tahanan di antaranya bahkan dinyatakan tidak bersalah dan seharusnya dibebaskan bertahun-tahun lalu, tapi ternyata tidak.

Peristiwa ini semakin menambah tekanan bagi pemerintahan Barack Obama untuk menutup Guantanamo. Pada kampanyenya, Obama dulu berjanji akan menutup fasilitas yang banyak menahan orang tidak berdosa ini.

Masalah ini akan disampaikan Obama dalam pidatonya pekan ini di National Defence University. Belum diketahui apakah Obama akan menutup penjara tersebut atau tidak. Tapi Gedung Putih mengatakan bahwa pidato Obama nanti akan sangat penting bagi masa depan Guantanamo.

Loreal Brandstorm 2024

Tiga Mahasiswa ITB Wakili Indonesia di Ajang Brandstrom di Inggris

3 mahasiswi dari ITB yakni Clara Sinaga, Priscilla A. Napitupulu dan Saskia Febriend, menghadirkan solusi untuk mengatasi masalah kerontokan rambut non invasif

img_title
VIVA.co.id
10 April 2024