Wanita Ini Pilih Kabur Daripada Jadi Istri Ke-14 Raja Swaziland

Tintswalo Ngobeni, kabur ke Inggris setelah dilamar raja Swaziland
Sumber :
  • Daily Mail
VIVAnews -
Sejarah Bakal Pecah, Besok Raja Aibon Kogila Serahkan Tongkat Komandan Pasukan Tengkorak Kostrad TNI
Seorang wanita asal Swaziland terpaksa melarikan diri ke Inggris dan mencari suaka. Tintswalo Ngobeni kabur dari negara itu pada usia 15 tahun karena dia menolak untuk dijadikan istri ke-14 raja Swaziland, Mswati III.

Makin Panas, Hotman Paris Tantang Rocky Gerung Adu Jotos di Ring Tinju

Laman
Yuddy: Sikap Prabowo Tunjukkan Kepekaan atas Kondisi Geopolitik
News.com.au, Senin 20 Mei 2013, melaporkan saat ini dia tinggal bersama Ibunya di Birmingham. Menurut tradisi, setiap tahunnya Raja Swaziland akan menambah seorang istri dalam sebuah upacara yang dihadiri puluhan wanita perawan. Para calon istri ini mengenakan pakaian adat, menari, telanjang dada.


Awal pertama dia dilamar raja dengan 27 anak itu, saat dirinya berkunjung ke Istana tempat isteri ke-4 nya tinggal. Ketika itu Ngobeni mengaku ketakutan mengetahui permintaan Raja Mswati III.


"Dia mulai menghubungi saya di asrama sekolah. Dia meminta saya apakah bersedia menjadi bagian dari keluarga kerajaan," ujar Ngobeni.


Menurut Ngobeni, menjadi istri raja Swaziland, bukan berarti ikut berkuasa tetapi hidupnya kelak akan dibatasi. Istri-istri raza ini tidak diizinkan pergi kemana pun.


"Para istrinya diharuskan berada di istana dan dikelilingi para pengawal pribadi. Mereka tidak boleh pergi ke mana pun, kecuali diizinkan raja. Itu pun mereka keluar istana hanya sekali setahun yaitu ke Amerika Serikat untuk berbelanja," imbuh  Ngobeni.


Hendak Ditangkap


Kendati telah berada di Inggris, bukan berarti permasalahan Ngobeni selesai. Menurut wanita yang kini berusia 22 tahun itu, banyak orang suruhan Mswati untuk membawanya pulang ke Swaziland.


"Baru-baru ini saya dengar kabar ada beberapa orang yang dikirim dari Swaziland untuk menangkap saya. Hal itu tentu menakutkan, karena apabila saya kembali maka saya akan disiksa, dipukul atau dibunuh dengan alasan aktif dalam politik," kata dia.


Setelah tiba di Inggris, Ngobeni memang diketahui aktif berdemonstrasi di depan Kedutaan Besar Swaziland di ibukota London. Dia memilih menjadi oposisi yang vokal menyuarakan penolakan terhadap rezim Mswati yang dikenal kejam.


Aktivis partai oposisi di Swaziland diketahui banyak yang ditahan atau diserang atas perintah Mswati. Ngobeni sempat berpikir akan kembali ke tanah airnya, karena permohonan suaka yang diajukannya sejak 2007, ditolak oleh Inggris pada 2011.


Bulan lalu, bahkan dia ditahan di pusat penahanan imigrasi setelah selama 18 bulan melapor setiap minggunya. Namun akhirnya dia dibebaskan setelah mendapat campur tangan dari salah seorang anggota parlemen Inggris, Roger Godsiff.


Swaziland diketahui memang memiliki hubungan yang cukup dekat dengan Inggris. Ini terbukti dari kehadiran Mswati pada resepsi pernikahan Pangan William dan Kate Middleton, serta perayaan 60 tahun Ratu Elizabeth II bertahta. (adi)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya