Hacker China Curi Cetak Biru Markas Intelijen Australia

Ilustrasi hacker.
Sumber :
VIVAnews -
KPU Tangerang Sebut Proses Pendaftaran Pemilukada 2024 Dibuka Mei
Peretas (hacker) dari China berhasil membobol jaringan komputer intelijen Australia dan mencuri cetak biru rancangan markas terbaru lembaga mata-mata tersebut. Akibat pencurian ini, peresmian gedung tersebut diduga ditunda.

Ganas, Shin Tae-yong Yakin Timnas Indonesia U-23 Hajar Korea Selatan

Menurut harian
KPU Ungkap Alasan Abaikan Permintaan PDIP Tunda Penetapan Prabowo
Telegraph , 27 Mei 2013, cetak biru tersebut memuat tata letak kabel, rencana tata bangun termasuk ruang-ruang di dalamnya dan kamar server bagi gedung baru sistem komunikasi dan keamanan Australia di Canberra.


Menurut stasiun berita
ABC News,
yang mengutip pejabat setempat, hasil pelacakan para ahli keamanan siber mengarah pada server di China. Akibat peristiwa ini, kata ABC, gedung yang seharusnya beroperasi bulan lalu terpaksa ditunda.


Tidak disebutkan kapan peretasan dilakukan. Des Ball, dari Pusat Studi Pertahanan dan Stratedi Universitas Nasional Australia, mengatakan bahwa informasi yang berhasil dicuri hacker China sangat penting dan sensitif.


Pasalnya, dalam cetak biru itu diperlihatkan ruangan-ruangan rahasia yang akan dimasukkan kabel dan alat penyadap di dindingnya. "Ketika kau mendapatkan rencana tata bangun itu, kau bisa mulai membuat diagram kabel sendiri, disambungkan melalui koneksi telepon atau wi-fi," kata Ball.


Ini bukan kali pertama hacker China dituduh membobol jaringan di Australia. Sebelumnya pada 2011 lalu, komputer milik perdana menteri, menteri luar negeri, dan menteri pertahanan Australia semuanya dibobol, diduga pelakunya berasal dari China.


Pemerintahan Beijing membantah bahwa serangan tersebut dilakukan atas perintah pusat. Mereka mengatakan bahwa tuduhan itu tidak berdasar dan memiliki tujuan tersembunyi.


Kendati demikian, Menlu Australia Bob Carr menegaskan bahwa peristiwa ini tidak akan mengganggu hubungan negaranya dengan China. "Hal ini jelas tidak akan berimplikasi pada kemitraan strategis. Kami punya lingkup kerja sama yang luas dengan China," kata Carr. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya