Hilang di Daftar Orang Terkaya, Pangeran Arab Tuntut Majalah Forbes

Pangeran Alwaleed bin Talal, salah seorang konglomerat Saudi yang ditahan karena korupsi dan akhirnya dibebaskan.
Sumber :
  • Reuters/Ahmed Jadallah
VIVAnews - Pangeran Arab Saudi, Alwaleed bin Talal, geram saat melihat isi pemberitaan Majalah Forbes edisi Maret 2013. Dalam pemberitaan itu, namanya masuk ke peringkat 26 orang terkaya di seluruh dunia. 
4 Pria Terkapar Babak Belur di Depan Polres Jakpus, 14 Anggota TNI Diperiksa

Padahal menurut Alwaleed, dengan kekayaan yang mencapai US$29,6 miliar atau Rp290 triliun, dia yakin bisa berada dalam jajaran 10 besar orang daftar orang terkaya itu. Laman CBC News Jumat 7 Juni 2013 melansir cucu dari PM pertama Lebanon itu, kemudian menuntut Majalah Forbes ke Pengadilan Tinggi kota London. 
Kemenhub Pastikan Mudik 2024 Lancar, Intip Daerah Tujuan Terbanyak hingga Angkutan Terfavorit

Alwaleed berpendapat tulisan Majalah Forbes yang menyebut kekayaan bersihnya hanya bernilai US$20 miliar atau Rp196 triliun merupakan suatu fitnah besar. Tulisan itu dianggap memalukan dan mencoreng reputasinya sebagai pengusaha yang kerap bertengger di daftar tersebut. 
5 Minuman Alami Bantu Atasi Radang Tenggorokan Selama Puasa

"Saya ngotot melakukan penuntutan bukan karena nominal kekayaan yang saya miliki. Tetapi karena mereka menuduh Arab Saudi telah bersikap manipulatif karena kami tidak memiliki usaha kasino," ujar Alwaleed kepada Sunday Telegraph

Masih menurut Alwaleed, daftar kekayaan yang dirilis Forbes bulan Maret kemarin akan membahayakan reputasi dan situasi keuangan perusahaannya, Kingdom Holding. Saat ini di Pengadilan Tinggi London, sudah tertulis nama pemilik majalah tersebut, Randall Lane dan nama dua jurnalis yang membuat artikel itu sebagai terdakwa. 

Sementara juru bicara Majalah Forbes mengatakan mereka terkejut mendengar tuntutan yang dilakukan oleh Pangeran Alwaleed ke Pengadilan Tinggi London. Menurut mereka tuntutan yang dibuat Alwaleed salah alamat karena majalah tersebut merupakan produk AS. 

Sehingga tidak ada satu pun yurisdiksi yang membenarkan klaim soal harta kekayaannya itu. Namun hingga berita ini diturunkan, Forbes mengaku masih belum menerima gugatan apa pun dari pengadilan.  

"Forbes masih belum menerima gugatan hukum apa pun. Namun kami tetap akan mengantisipasi apabila Pengadilan Tinggi London menyetujui gugatan yang dia layangkan. Kami juga menyambut baik setiap kesempatan untuk mengungkap informasi yang kami punya terkait pemberitaan tersebut," ujar perwakilan Forbes melalui surel kepada CBC News

Forbes beranggapan data yang mereka lansir di edisi Maret berasal dari penghitungan kekayaan Alwaleed berdasarkan nilai investasi yang dimilikinya. Mereka tidak memasukkan nilai saham perusahaan Kingdom yang ada di bursa efek Arab Saudi, Taduwal.

Menurut data yang dilansir laman Dailymail, Alwaleed memiliki beberapa aset yang tersebar di beberapa perusahaan seperti Hotel Savoy, London, The Plaza di New York, jaringan Hotel Four Seasons dan turut terlibat sebagai pemilik dari kompleks mewah Canary Wharf London. 

Selain itu dia juga tercatat ikut berinvestasi di perusahaan raksasa dunia maya seperti Apple, Facebook, Twitter dan perusahaan media milik Rupert Murdoch. (sj)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya