KJRI Jeddah Sudah Diingatkan Potensi Rusuh

TKI Kecewa, KJRI Jeddah Dibakar
Sumber :
  • Youtube
VIVAnews - Sebelum kerusuhan pecah di Konsulat Jenderal Republik Indonesia Jeddah, Arab Saudi, pada Minggu sore, 9 Juni 2013, rupanya sudah ada imbauan dari keamanan diplomatik setempat agar tidak dilakukan pelayanan karena kondisi tidak kondusif.
Widodo Beri Motivasi Pemain Arema FC Usai Takluk Dari Persebaya

"Dalam kondisi seperti itu di mana banyak kebingungan, ketidaknyamanan, tentunya bisa diantisipasi," kata Staf Khusus Presiden bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah di Istana Negara, Jakarta, Senin 10 Juni 2013. 
Sambil Menangis, Tyas Mirasih Ungkap Kebaikan Raffi Ahmad dan Nagita Slavina

Menurut Faizasyah, Kementerian Luar Negeri atas instruksi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah mengirimkan tim untuk mengevaluasi pelayanan di Konsulat Jenderal RI di Jeddah, Arab Saudi, pada 6 Juni 2013. Namun sampai saat ini belum ada laporan resmi kepada Presiden ihwal kerusuhan itu.
Tips Aman Meninggalkan Rumah Saat Mudik Lebaran, Jangan Lupa Pasang CCTV

"Sepengetahuan kami Menlu sudah siapkan laporan, tapi saya belum bisa konfirmasi laporan tersebut sudah diterima atau tidak," katanya.

Menurutnya, dari awal pelayanan pemerintah terhadap tenaga kerja Indonesia (TKI) yang sedang mengupayakan proses pemutihan itu terorganisir dengan baik. Laporan pelaksanaan disampaikan secara berlanjutan oleh Menlu. "Beliau minta disiapkan dengan baik dan dipastikan paripurna," ujarnya.

Menurut dia, dalam laporan terakhir Menlu Marty Natalegawa kepada Presiden SBY, digambarkan bagaimana kondisi perwakilan Indonesia di Arab Saudi mengenai kapasitas pelayanan dan lainnya. Seluruh pelaksanaan kegiatan dievaluasi. 

Dijelaskannya, banyak tenaga kerja Indonesia di Arab Saudi yang sudah tinggal melebihi batas waktu yang diizinkan pemerintah setempat (overstay). Hal itu membuat mereka berbondong-bondong mengurus administrasi ke konsulat saat ada pemutihan oleh pemerintah Arab Saudi untuk warga negara asing.

"Dari sisi dokumentasi yang kita perbantukan sudah lebih dari 100 ribu. Mudah-mudahan dari sisi penanganan kita ikutilah," tuturnya.

Saat ini, Presiden SBY masih terus memantau perkembangan dari peristiwa ini melalui laporan dari Menlu Marty Natalegawa. "Tentunya bapak presiden mengikuti dari sumber apapun terkait apa terjadi."

Sampai saat ini dilaporkan ada satu korban jiwa. Yaitu, Marwah binti Hasan (55 tahun), TKI asal Bangkalan, Madura. (umi)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya