AS Beri Sinyal Persenjatai Pejuang Suriah

Presiden Barack Obama
Sumber :
  • REUTERS/Kevin Lamarque
VIVAnews -
Ceramahnya Dituding Sindir Rhoma Irama, Ini Klarifikasi Umi Laila
Presiden Barack Obama akhirnya mengeluarkan sinyal akan memberikan bantuan militer kepada para pejuang Suriah dalam perang melawan rezim Bashar al-Assad. Suriah menurut AS telah kelewat batas karena menggunakan senjata kimia terhadap warga sipil.

Hari Kartini, Perempuan Bisa Dapat Bunga Kredit BCA 3 Persenan

Diberitakan
Viral Truk Jalan Sendiri di Jalan Tol Kalikangkung, Sopir Pontang-Panting Mengejar
Reuters , hal ini dibocorkan seorang pejabat Gedung Putih, Kamis waktu setempat. Dia mengatakan selain menggunakan senjata kimia, rezim Assad kini semakin beringas karena dibantu oleh kekuatan Hizbullah yang dibekingi Iran.


Ribuan pasukan Hizbullah dilaporkan mulai mengarah ke timur, menuju kota Allepo dan Homs setelah berhasil menguasai Qusair pekan lalu.


Sumber mengatakan keputusan pemberian bantuan militer diambil setelah pemerintahan Obama mendapatkan bukti yang cukup soal penggunaan senjata kimia. Menurut temuan intelijen AS, 100-150 orang yang tewas di Suriah ditemukan mengandung zat kimia di tubuh mereka.


"Presiden telah menegaskan penggunaan senjata kimia atau pengiriman senjata kimia kepada kelompok teroris adalah ambang batasnya. Penggunaan senjata kimia, kata dia, akan mengubah keputusannya, dan itu terbukti," kata Ben Rhodes, wakil penasehat keamanan nasional Obama di Gedung Putih, Kamis.


"Laporan intelijen kami menunjukkan bahwa rezim Assad telah menggunakan senjata kimia, termasuk agen syaraf sarin, dalam jumlah kecil terhadap oposisi beberapa kali tahun lalu," lanjut Rhodes lagi.


Rhodes tidak menyebutkan bantuan militer seperti apa yang akan diberikan. Namun sumber di Gedung Putih menegaskan bahwa salah satu paket bantuannya adalah persenjataan.


Pihak pejuang suriah yang diwakili Nasional Koalisi Suriah berharap bahwa AS akan memberikan mereka senjata anti-tank dan anti-jet tempur. "Kami berharap melihat hasil positif dan bantuan militer yang sebenarnya," kata George Sabra, pemimpin sementara koalisi ini.


Sebelumnya, Uni Eropa telah memutuskan  menghentikan moratorium bantuan militer pada pejuang Suriah. Namun, hingga saat ini Inggris dan Prancis yang menggawangi rencana ini masih belum juga memutuskan bantuan apa yang akan mereka berikan.


Ada kekhawatiran, bantuan senjata malah justru akan jatuh ke tangan para ekstremisme al-Qaeda yang juga turut memerangi Assad.


Sementara itu PBB melaporkan, korban tewas dalam perang saudara lebih dari dua tahun di Suriah telah mencapai 93.000 orang. Rezim Assad dituduh bertanggung jawab atas banyaknya korban jauth dari warga sipil, wanita dan anak-anak. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya