Filipina Akan Tahan Pelaku Penembakan Nelayan Taiwan

Nelayan di Filipina
Sumber :
  • REUTERS/Erik De Castro
VIVAnews
Ada Apa dengan Lolly? Ungkapan Capek dan Keinginan Hidup Tenang Jadi Sorotan
- Pejabat di Departemen Kehakiman Filipina mengeluarkan rekomendasi untuk menahan petugas perbatasan pantai yang menembak mati nelayan Taiwan. Rekomendasi ini berdasarkan hasil temuan dari investigasi yang dilakukan oleh pemerintah Filipina.

5 Fakta Menarik Jelang Timnas Indonesia vs Australia di Piala Asia U-23

Seperti dilansir kantor berita
Wika Salim Ungkap Kondisi Terkini Tukul Arwana
BBC, Menteri Kehakiman, Leila de Lima telah menujukkan hasil temuan investigasi tersebut kepada Presiden Filipina, Benigno Aquino, untuk ditinjau.


"Biro Investigasi Nasional (NBI) telah merekomendasikan pengajuan tuntutan pidana dan administratif terhadap penjaga perbatasan Filipina," ujar De Lima kepada media.


Dia mengatakan tuntutan tertentu memang belum diungkap karena masih menunggu hasil tinjauan Presiden Aquino. Sementara pejabat berwenang Taiwan di Filipina mengatakan, mereka akan menanti hasil akhir laporan investigasi sebelum memberikan pernyataan resmi.


Bulan lalu, kedua negara telah melakukan investigasi bersama. Dari hasil investigasi yang dilakukan bersama tersebut ditemukan fakta nelayan Taiwan, Hung Shih-chen, tertembak satu peluru di bagian leher.


Laman
Inquirer
pada pertengahan Mei kemarin, menulis peluru yang menewaskan Hung berjenis kaliber 7,62 mm yang kemungkinan ditembak dari senapan M14, M240 atau senjata mesin M60. Namun Filipina menolak tuduhan telah membunuh nelayan Taiwan tersebut secara sengaja.


Menurut petugas perbatasan pantai, peristiwa yang terjadi pada 9 Mei lalu, bermula dari Hung yang mencoba menabrakkan kapalnya, Kuang Ta Hsing No. 28 ke kapal petugas patroli perbatasan. Setelah itu, mereka menembak kapal nelayan Taiwan tersebut sebagai aksi bela diri.


Akibat peristiwa itu, hubungan bilateral kedua negara memburuk. Taiwan akhirnya memberikan sanksi kepada Filipina di bidang ekonomi.


Di antaranya penghentiaan penerimaan tenaga kerja dari Filipina ke Taiwan. Filipina sebelumnya sudah meminta maaf kepada Taiwan, namun negara pimpinan Presiden Ma Ying-jeou menolaknya. Menurut Taiwan, permintaan maaf yang diajukan Filipina tidak tulus. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya