AS: Penyadapan Berhasil Gagalkan 50 Rencana Teroris

Sumber :
  • REUTERS
VIVAnews -
Kim Jong Un Dikabarkan Punya Selingkuhan Seorang Penyanyi, Hingga Punya Anak Bersama
Direktur Badan Keamanan Nasional (NSA), Keith Alexander, dalam sidang dengar pendapat dengan anggota kongres mengatakan program penyadapan dengan kode PRISM terbukti ampuh mencegah potensi tindak teror. Dia menyebut setidaknya ada 50 potensi aksi teror sejak peristiwa 11 September 2001 yang berhasil diketahui melalui program spionase tersebut.

Eks Ajudan SYL Ungkap Firli Minta Uang Rp50 Miliar, Apa Kabar Berkas Kasus Pemerasan di Polri?

Kantor berita
5 Negara Tanpa Malam, Matahari Hampir Tidak Pernah Terbenam
Reuters , Selasa 18 Juni 2013, melansir ketimbang berniat mereformasi program penyadapan itu, Alexander malah membela program yang telah berlangsung sejak tahun 2006 silam tersebut. Dia bahkan mengkritik tindakan Edward Snowden yang telah membocorkan dokumen mengenai program PRISM tersebut kepada media.


Menurut Alexander, tindakan Snowden malah akan semakin mengancam keamanan nasional Amerika Serikat. "Saya percaya tindakan tersebut dapat membahayakan Amerika dan sekutu kita," ujar Alexander.


Dalam kesempatan itu, Alexander juga menegaskan bahwa program PRISM bukanlah sembarang kegiatan operasi dan itu merupakan aksi legal yang dilindungi UU. Program itu juga diklaim Alexander penting untuk melindungi seluruh warga Amerika.


"Dalam beberapa tahun terakhir, program ini bersama dengan agen intelijen lainnya terbukti telah melindungi AS dan negara sekutu kita dari ancaman para teroris di seluruh dunia. Bahkan sudah ada lebih dari 50 ancaman yang berhasil dicegah," imbuh Alexander.


Pengeboman Bursa Efek

Dari 50 ancaman tersebut, dia menyebut 10 di antaranya melibatkan target AS atau secara langsung menjadikan Negeri Paman Sam sebagai targetnya. Alexander berjanji akan memberikan detail semua potensi ancaman yang berhasil dicegah dengan menggunakan program PRISM kepada kongres dan anggota senat intelijen dalam waktu 24 jam.


Wakil Direktur FBI, Sean Joyce, bahkan menawarkan untuk membeberkan dua informasi kasus yang berhasil diketahui melalui program itu. Kasus tersebut yaitu sebuah rencana pengeboman bursa efek New York dan konspirasi untuk memberikan uang kepada anggota militan Somali.


Rencananya setelah memberikan uang, kelompok tersebut akan mengkambing hitamkan AS dan menuduh mereka sebagai teroris sesungguhnya. Sementara pejabat berwenang AS juga mengungkap dua kasus lainnya yaitu rencana pengeboman media Denmark pada tahun 2009 silam karena mereka menerbitkan gambar kartun Nabi Muhammad.


Satu lagi soal rencana pengeboman stasiun bawah tanah New York oleh kelompok militan di tahun yang sama. Dalam sidang itu, Alexander juga mempertanyakan bagaimana seorang kontraktor tingkat bawah seperti Snowden bisa memperoleh begitu banyak informasi.


Namun dia mengaku akan menyerahkan itu semua kepada pihak badan investigasi federal (FBI) untuk menyelidikinya. "Kami memiliki kekhawatiran besar soal hal ini dan itu merupakan sesuatu yang akan kami tindak lanjuti," ujar Alexander.


Dia juga mengatakan sedang mempertimbangkan membuat sistem pengawasan yang dipegang oleh dua orang. Sehingga tidak ada satu pun orang yang dapat mengunduh data penting apa pun di NSA apabila tidak mendapat persetujuan dua orang tersebut.


Alexander menduga Snowden bisa memperoleh informasi itu saat dia menjalani masa pelatihan di NSA.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya