China Sahkan UU Anak Wajib Kunjungi Orangtua

Orang tua di sebuah panti jompo di China
Sumber :
  • Reuters/Jason Lee
VIVAnews
Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial
– Pemerintah China memberlakukan aturan yang mewajibkan anak harus lebih sering meluangkan waktu untuk mengunjungi orangtua mereka, Senin 1 Juli 2013. Mereka yang melanggar aturan tersebut akan dikenakan denda bahkan hukuman penjara oleh pengadilan.

Usulan Kejaksaan Izinkan Lima Smelter Perusahaan Timah Tetap Beroperasi Disorot

Laman
Mahfud MD Blak-blakan Soal Langkah Politik Berikutnya Usai Pilpres 2024
New York Post melansir, aturan yang diberi nama Undang-Undang Perlindungan Hak dan Kepentingan Kaum Lanjut Usia itu sudah pernah diberlakukan sebelumnya. Oleh sebab pemerintah menerima banyak laporan soal lansia yang ditelantarkan oleh anak-anak mereka, maka sejak Desember 2012 UU itu diamandemen.

Pemerintah China juga kerap menerima laporan soal kaum lansia yang menggugat anak-anak mereka di pengadilan demi mendapat dukungan emosional. Dalam UU yang telah diamandemen tersebut, anak-anak mereka yang telah dewasa harus merawat, memberikan kebutuhan spiritual, dan tidak mengabaikan atau menghina kaum lansia.


Alasan di balik pemberlakuan UU itu adalah karena pemerintah China mulai kesulitan menangani kaum lansia yang jumlahnya kian meroket di negara itu. “Tujuan utama diberlakukannya UU ini yaitu kami ingin menekankan hak kaum lansia yang membutuhkan dukungan emosional. Kami ingin menegaskan bahwa kebutuhan semacam itu memang ada,” ujar pengajar Universitas Shandong, Xiao Jinming, yang ikut terlibat dalam pembuatan UU tersebut.


Menurut data Komite Nasional Lansia China, jumlah lansia di negeri Tirai Bambu yang berusia 60 tahun dan di atasnya diprediksi naik dari 185 juta penduduk pada tahun 2013 menjadi 487 juta pada tahun 2053. Artinya, populasi kaum lansia diperkirakan akan mengalami peningkatan sekitar 35 persen dalam 40 tahun mendatang. Ini berkorelasi dengan naiknya harapan hidup kaum lansia China dari 41 tahun menjadi 73 tahun dalam periode lima tahun terakhir.


Kebijakan satu anak di China dianggap turut memicu tindakan generasi muda yang mengabaikan orangtua mereka yang telah berusia lanjut. Banyak generasi muda di China memilih hidup terpisah dari orangtua karena pekerjaan atau mencari kebebasan.


Sementara untuk kembali ke rumah orangtua dan menengok mereka, butuh biaya yang tidak sedikit. “Bagi kaum muda yang tinggal di luar negeri atau bekerja di tempat yang sangat jauh dari orangtua mereka, sangat sulit dan mahal untuk dapat mengunjungi orangtua mereka,” ujar pengajar sebuah universitas di timur Provinsi Jiangsu, Zhang Ye.


Nenek 91 tahun diusir


Sementara
BBC
melansir, banyak laporan mengenai kisah pilu generasi muda yang mengabaikan orangtua mereka yang mulai mewarnai media-media China. Salah satu berita yang membuat penduduk China terkejut adalah tentang seorang nenek berusia 91 tahun yang dipukul dan diusir dari rumahnya di selatan Provinsi China hanya karena dia meminta semangkuk bubur kepada menantunya.


Tak pelak aturan baru pemerintah China yang menekankan perlindungan pada lansia ini disambut baik oleh seorang nenek bernama Wang Yi yang sehari-hari berprofesi sebagai pembersih ruangan. Wang mengatakan, UU ini jauh lebih baik daripada tidak ada sama sekali.


Wang yang berusia 57 tahun hidup terpisah dengan kedua anak laki-lakinya yang bekerja di selatan Provinsi Guangdong – sangat jauh dari tempat tinggal Wang di Shanghai. Dia hanya dapat berkumpul dengan kedua putranya sekali dalam setahun saat perayaan reuni keluarga. “Memang mereka jarang mengunjungi saya. Dua kali dalam setahun mungkin lebih baik karena kami membesarkan anak untuk menjaga kami kelak di masa tua,” ujar Wang.


Di sisi lain, generasi muda China mempertanyakan isi UU tersebut. Di mata mereka, aturan baru itu dianggap konyol bahkan dianggap gagal karena tidak menyebut secara spesifik frekuensi berkunjung yang harus dilakukan seorang anak kepada orangtuanya.


Kaum muda China ini kemudian menumpahkan
unek-unek
mereka di Twitter versi China, Weibo. “Siapa yang tidak ingin mengunjungi rumahnya sendiri sesering mungkin? Apa yang dimaksud dengan kata ‘sering’ dalam UU itu? Siapa yang akan mengawasi proses kunjungan tersebut?” kata seorang pengguna Weibo.


Sementara menurut pengguna Weibo lainnya, mereka sadar wajib menjaga orangtua mereka yang sudah lansia. “Namun kami terlalu sibuk bekerja dan mencari nafkah. Tekanan yang kami terima sudah terlalu besar,” keluh salah satu di antara mereka.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya