Pengintaian Internet, Senat Brasil Panggil Dubes AS

Glenn Greenwald jurnalis yang wawancara Edward Snowden
Sumber :
  • Reuters/ Apple Daily
VIVAnews
Polisi Benarkan Yudha Arfandi Lakukan Kekerasan ke Tamara, Sudah Dilaporkan?
- Pengintaian internet yang diduga dilakukan Amerika Serikat membuat Brasil meradang. Senat Brasil berencana memanggil Duta Besar Amerika Serikat Thomas Shannon untuk meminta penjelasan soal dokumen yang dibongkar mantan pekerja di National Security Agency (NSA) Amerika Serikat, Edward Snowden.

Rasyid Nikkaz, Sosok Miliarder yang Rela Bernasib Miris Demi Membela Muslimah Bercadar

Jurnalis Glenn Greenwald yang mewawancarai Snowden pertama kali juga akan diundang untuk rapat dengar pendapat. Greenwald yang berkewarganegaraan Amerika Serikat kini menetap di Rio de Janeiro, Brasil.
Isu Jokowi Digadang Jadi Ketum, Elite Golkar: Minimal Jadi Kader 5 Tahun


"Kami harus mempelajari hati-hati dokumen yang dipublikasikan pekan ini," kata Senator Ricardo Ferraço, Ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat Brasil, dalam pesan di Twitter yang disadur
Reuters
. Belum jelas apakah Shannon diwajibkan hadir atau tidak.


Selain mempublikasikan di Guardian, Inggris, Greenwald juga mempublikasikan dokumen-dokumen yang diperolehnya dari Snowden di Majalah
O Globo
di Brasil. Dalam kisah di
O Globo
, disebutkan akses pengintaian internet dan telepon di Brasil diperoleh melalui perusahaan Amerika yang bermitra dengan perusahaan telekomunikasi Brasil. Namun laporan ini tak menyebutkan nama perusahaannya.


Perusahaan telekomunikasi di Brasil antara lain TIM Participacoes, Telecom Italia , Grupo Oi, Telefonica Brasil, dan Claro, milik America Movil yang dimiliki Carlos Slim.


Anatel, regulator telekomunikasi Brasil, menyatakan pada Senin 8 Juli 2013, akan bekerjasama dengan polisi federal Brasil untuk mencari tahu apakah ada perusahaan-perusahaan itu yang melanggar hukum.  Anatel tak menyebut nama perusahaan yang diduga terlibat.


Pemerintah Brasil sendiri menyatakan akan meminta "Penjelasan" Amerika Serikat. "Kami tak setuju dengan penyadapan itu, bukan hanya di Brasil, tapi di negara manapun," kata Presiden Brasil Dilma Rousseff.


Menteri Komunikasi Brasil Paulo Bernardo menyatakan, Duta Besar AS Thomas Shannon menyatakan padanya bahwa AS tidak memata-matai warga negara Brasil atau melanggar privasi mereka dengan mengumpulkan data merek di internet. Dalam jumpa pers, Bernardo menyampaikan duta besar mengakui pemerintah AS memantau metadata sambungan telepon, "namun bukan di Brasil".


Shannon membantah telah melanggar privasi rakyat Brasil, kata sang menteri. Seorang juru bicara Kedutaan Besar AS mengonfirmasi pertemuan Dubes dengan Bernardo, sembari menambahkan laporan O Globo "sebuah karakterisasi salah dari program intelijen kami". (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya