Fotografer Muda Turut Jadi Korban Pembantaian Militer Mesir

Pasukan Mesir berjaga-jaga hadapi demonstran di Kairo
Sumber :
  • REUTERS/Amr Abdallah Dalsh
VIVAnews
Pengunjung Coba Kelabui Petugas Lapas Yogyakarta Simpan Pil Koplo di Betis, Malah Ketahuan
- Seorang fotografer muda Mesir bernama Ahmed Samir Assem diketahui tewas setelah tubuhnya diterjang timah panas. Dia diduga jadi korban penembak jitu militer pada hari Senin dini hari waktu setempat di depan gedung markas pasukan Garda Republik di Kairo.

Pelaku Ditangkap, Begini Modus Sopir Taksi Online Todong Penumpang Rp 100 Juta

Assem menjadi salah satu dari 51 korban tewas dari kelompok Ikhwanul Muslimin (IM). Dia saat itu sedang mengambil gambar aksi militer Mesir sedang menembaki para pengunjuk rasa.
Viral Jambret Bawa Kabur Mobil Patroli Polisi di Jaksel, Begini Kronologinya


Menurut harian Telegraph
, 9 Juli 2013, tayangan hasil rekaman kamera-video Aseem masih tersimpan. Dalam potongan tayangan itu, terlihat dua orang penembak jitu memuntahkan timah panas dari atap sebuah gedung ke para demonstran IM.


Menyadari aksinya direkam kamera, para penembak jitu itu kemudian, ikut mengarahkan senjata mereka ke Assem. Rekaman pun terhenti dan gambar kabur.


Aseem diketahui bekerja untuk koran Mesir,
Al-Horia Wa Al-Adala
. Seorang pengunjuk rasa kemudian menemukan ponsel dan kamera Assem yang bersimbah darah.


Benda itu lalu diserahkan ke wartawan yang berjaga di pusat media di samping mesjid Rabaa al-Adawiya.


"Sekitar pukul enam pagi, seorang pria datang ke pusat media dengan sebuah kamera penuh darah di sekitarnya dan mengatakan kepada kami bahwa salah satu rekan kami terluka," ujar Ahmed Abu Zeid editor budaya di 
Al-Horia Wa Al-Adala.


Masih menurut Zeid, sejam berselang, dia menerima kabar bahwa Assem ditembak di bagian kepala oleh seorang penembak jitu ketika sedang mengambil gambar di atap gedung di sekitar aksi penembakan yang dilakukan militer.


"Kamera Assem merupakan satu-satunya dokumentasi yang menggambarkan keseluruhan peristiwa itu sejak awal," kata Zeid.


Dalam kamera Assem terekam momen awal pengunjuk rasa IM yang tengah menunaikan sholat subuh dan 10 korban tewas di sana.


"Kamera Assem akan tetap menjadi bukti kekerasan yang dilakukan militer," imbuh Zeid.


Potongan rekaman video itu kemudian ditunjukkan dalam jumpa pers yang diselenggarakan oleh kelompok IM. Saat ini mereka memegang rekaman aslinya yang akan digunakan sebagai barang bukti dalam peristiwa pembantaian di jalan-jalan ibukota Mesir.


Fotografer Profesional

Di mata rekan kerjanya, Assem yang baru berusia 26 tahun, dikenal merupakan fotografer profesional yang berdedikasi terhadap pekerjaannya. Dia merupakan alumnus Universitas Kairo jurusan komunikasi.


Selama berkarier sebagai fotografer dalam tiga tahun terakhir, dia sudah berhasil mengabadikan lebih dari 10 ribu foto. Dengan adanya video itu, semakin menguatkan pernyataan kelompok IM, bahwa demonstran pendukung Mursi ditembaki militer pada Senin dini hari kemarin saat mereka sedang sholat.


Namun militer tetap bersikeras mengatakan mereka terpaksa menembaki massa karena pengunjuk rasa berusaha untuk menyerbu masuk ke dalam markas garda militer, tempat yang diyakini sebagai lokasi penahanan Mursi.  (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya