Kemlu: Nelson Mandela Juga Dikagumi di Indonesia

Nelson Mandela
Sumber :
  • Reuters
VIVAnews -
Live World Boxing Welter Super WBO dan WBC, Tszyu vs Sebastian Fundora Tayang Akhir Pekan di tvOne
Indonesia mengenal sosok mantan Presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela, sebagai pria yang memperjuangkan kesetaraan hak bagi seluruh warga Afsel dan menolak sistem apartheid. Dipenjara 27 tahun akibat aktivitasnya, Mandela telah menginspirasi tidak hanya para pejabat tinggi namun juga rakyat Indonesia.

Daftar Tempat Charging Mobil Listrik di Tol Trans Jawa saat Mudik Lebaran 2024

Hal itu diungkap Direktur Bidang Afrika, Kementerian Luar Negeri Indonesia, Lasro Simbolon, salah satu pembicara dalam dialog pada peringatan dialog hari internasional Nelson Mandela di kantor pusat informasi PBB (UNIC), Menara Thamrin, Kamis, 18 Juli 2013. Dialog itu turut dihadiri Duta Besar Afrika Selatan untuk Indonesia, Noel N. Lehoko, Direktur UNIC, Michele Zaccheo, dan perwakilan PBB di Indonesia, Douglas Broderick.
Meet Nicole Shanahan, VP Candidate of the United States


Menurut Lasro, meski tidak semua warga Indonesia beruntung memiliki kesempatan bertemu Mandela, namun aura dari pria yang akrab disapa Madiba itu tetap tertanam dalam ingatan publik Indonesia.


"Kepribadian dan warisan Mandela hadir secara kuat di Indonesia. Dia selalu dikagumi dan dihormati," ujar Lasro di hadapan undangan dan media.


Lasro kemudian menyinggung hubungan diplomatik Indonesia dengan Afrika Selatan yang terjalin secara resmi tahun 1994 silam di kota New York. Dia mengatakan walau secara resmi hubungan kedua negara terjalin di awal tahun 1990an, namun persahabatan kedua negara sudah berjalan sejak lama.


Bahkan Indonesia disebut turut membantu perjuangan rakyat Afsel meraih kemerdekaannya di tahun 1990 silam. Bantuan itu terlihat nyata saat Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955.


Hal serupa juga diungkap oleh Lehoko. Dia mengatakan Mandela telah berkunjung ke Indonesia sebanyak empat kali, yakni di tahun 1990, 1994, 1997 dan 2002. "Bahkan saat pertemuan yang terjadi di tahun 1997, Mandela menyempatkan diri untuk bertemu Perdana Menteri Xanana Gusmao, setelah dia dibebaskan dari penjara pada bulan September," kata Lehoko.


Lehoko mengatakan untuk memperingati hari internasional Nelson Mandela, warga di seluruh dunia, termasuk Indonesia dapat meluangkan 67 menit dari 24 jam waktu yang mereka miliki untuk berkontribusi terhadap masyarakat. Lama waktu 67 dipilih, karena itulah durasi yang dihabiskan Mandela agar dapat membentuk Afsel seperti saat ini.


Sementara Lehoko pada tahun lalu bersama dengan Kedubes Afsel merayakan hari internasional Nelson Mandela dengan berkunjung ke tempat rehabilitasi narkoba dan penjara anak-anak. Sementara PBB sendiri dalam sidang umum tahun 2009 telah menetapkan tanggal 18 Juli sebagai hari internasional yang diperingati di seluruh dunia.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya