Libya Larang Tim Sepak Bola Wanita Ikut Turnamen di Jerman

Rakyat Libya mengibarkan bendera nasional.
Sumber :
  • REUTERS/Esam Al-Fetori
VIVAnews -
Masa Penahanan Siskaeee Diperpanjang Polisi
Asosiasi Sepak Bola Libya pada hari Jumat kemarin, 19 Juli 2013 melarang tim sepak bola wanita mereka ikut serta dalam pertandingan besar di Berlin, Jerman.

Pria Ini Belajar Mengemudi Bermodal Lihat Youtube, Hasilnya Mobil Hancur Tabrak Tembok

Menurut organisasi tersebut, alasan di balik pelarangan keikutsertaan karena kini sedang memasuki bulan Ramadan.
Netizen Kritik Adab Nagita Slavina Kasih Bekas Makanan dari Gigitannya ke Karyawan RANS


Laman Al Arabiya
, melansir keputusan pelarangan itu muncul setelah hadirnya kritikan dari kelompok ekstrimis religi di Libya terhadap tim sepak bola mereka.


Dalam pertandingan yang akan digelar tanggal 21-28 Juli mendatang di ibu kota Berlin, tim sepak bola Libya akan berhadapan dengan kesebelasan dari Mesir, Yordania, Lebanon, Palestina, Tunisia dan Jerman.


Awalnya organisasi itu telah memberikan izin bagi tim tersebut untuk bertanding. Namun tiba-tiba mereka berubah pikiran. Para pemain yang semula semangat menghadapi pertandingan, terpaksa harus menelan kekecewaan.


"Kami tidak melarang wanita bermain sepak bola. Tapi ini bulan Ramadan," ujar Sekretaris Jenderal Asosiasi Sepak Bola Libya, Nasser Ahmed.


Gelandang tim itu pun protes dan mempertanyakan alasan pelarangan keikutsertaan mereka dalam pertandingan tersebut.


"Tim dari negara lain dapat bertanding di Berlin. Lalu mengapa kami tidak bisa? Apabila Anda melihat para gadis ini, saat mereka diinformasikan tidak jadi bertanding, mereka semua menangis," ujar gelandang tim, Hadhoum al-Alabed.


Sepak bola wanita diizinkan di bawah rezim Muammar Qaddafi. Namun mereka tetap tidak ingin disorot terlalu banyak.


Namun sejak tim itu terbentuk, mereka kerap dikritik dan bahkan diancam oleh kelompok religi konservatif. Akibatnya mereka terpaksa berlatih secara diam-diam, kerap berganti tempat latihan dan bahkan harus dijaga tentara bersenjata.


Menurut seorang tentara militer yang terkait dengan aksi pembunuhan Duta Besar Amerika Serikat di kota Benghazi pada September lalu, Ansar al-Sharia, sepak bola wanita tidak sesuai dengan hukum syariah. Hal serupa juga ditegaskan oleh pendakwah populer di televisi Libya, Salim Jabar.


Jabar bahkan menyerukan agar tim sepak bola wanita segera dibubarkan. "Tim ini terdiri dari gadis-gadis muda yang cantik dan tinggi. Sepak bola merupakan sesuatu yang tidak dibutuhkan oleh negeri ini," ujar Jabar.


Masih menurut Jabar, apabila seorang wanita Libya bersedia bergabung dalam tim tersebut, maka itu berarti dia telah menjual dirinya sendiri dan memalukan nama keluarga.


Pernyataan itu langsung dibantah oleh kapten tim, Fadwa al-Bahi. Menurut al-Bahi, kehadiran tim sepak bola wanita Libya dapat dijadikan contoh kerjasama terlepas dari peperangan yang selama ini membelit negara tersebut selama bertahun-tahun.


"Tim ini merupakan sebuah contoh rekonsiliasi. Kami memiliki mantan pengawal Qaddafi dan mantan pemberontak di rezim dia, namun mereka akhirnya dapat bekerja sama dan bahu membahu," kata dia. (umi)

 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya