Kisruh Mesir Berlanjut, 120 Orang Tewas

Massa Pro dan Anti Mursi di Kairo, Mesir
Sumber :
  • REUTERS/Asmaa Waguih
VIVAnews - Konflik politik di Mesir terus memanas. Bahkan, konfrontasi antara pendukung Presiden Mesir terguling Mohamed Mursi dengan pasukan keamanan menyebabkan sedikitnya seratusan orang tewas pada Sabtu malam waktu setempat. 
Manfaatkan Momen Libur Lebaran, Verrell Bramasta Boyong Keluarga Pergi ke Jepang

Seperti dikutip dari laman Indiatimes, Minggu 28 Juli 2023, dilaporkan sedikitnya 120 orang tewas dan dan 4.500 lainnya terluka.
Diam-diam Ternyata Israel Terima Sumbangan yang Sangat Besar, Ini Dia Sumbernya

Juru bicara Ikhwanul Muslimin, Gehad El-Haddad, mengatakan bahwa polisi menembakkan peluru pada demonstran yang melakukan aksinya dengan damai. "Mereka tidak menembak untuk melukai, tetapi untuk membunuh," ujarnya.
Babe Cabita Meninggal Dunia, Vino G Bastian Kehilangan Teman Motoran Bareng

Aktivis pro Mursi itu menambahkan insiden ini tidak akan membuat mereka gentar dan para demonstran mengancam pertumpahan darah akan berlanjut jika tentara tidak mundur. "Kami akan tinggal di sini sampai mati satu per satu," ujarnya.

Ia mengatakan pasukan polisi khusus beseragam hitam-hitam menembakkan peluru tajam kepada para demonstran yang duduk-duduk di luar Masjid Rabaa al-Adawiya di distrik Nasr City, Kairo. 

Diketahui, para pendukung Presiden Mesir terguling itu telah berkemah di tempat tersebut sejak 3 Juni lalu, sehari setelah Mursi digulingkan dalam sebuah kudeta yang didukung militer.

Stasiun televisi Al Jazeera menayangkan rekaman video yang memperlihatkan barisan ambulans bergerak sibuk melalui kerumunan para pendukung Mursi.

BBC mengatakan mereka mendapat laporan yang belum dikonfirmasi bahwa sebanyak 100 orang telah tewas dan lebih dari 1.000 lainnya terluka. 

Namun, juga ada laporan lain bahwa sebanyak 36 orang lainnya meninggal di sebuah rumah sakit darurat di dekat Masjid Rabaa.

Kantor berita MENA mengutip sumber keamanan yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa tidak ada senjata api yang digunakan untuk membubarkan para demonstran. 

Di Alexandria, kota terbesar kedua Mesir, tercatat tujuh orang tewas dan lebih dari 100 terluka. Kekerasan juga dilaporkan terjadi di Damietta, Gharbia, Sharqiya, dan Sungai Nil. (kd)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya