Arab Saudi Bangun Jaringan Kereta Baru Rp230,9 Triliun di Riyadh

Proyek pembangunan kereta cepat dalam kota di Arab Saudi
Sumber :
  • REUTERS
VIVAnews
Sambil Menangis, Tyas Mirasih Ungkap Kebaikan Raffi Ahmad dan Nagita Slavina
--Pemerintah Arab Saudi menganggarkan US$22,5 miliar (sekitar Rp230,9 triliun) untuk membangun jaringan kereta cepat pertama di Ibu Kota Riyadh. Tiga konsorsium asing dilibatkan untuk mendesain, dan membangun proyek super mahal itu.

Tips Aman Meninggalkan Rumah Saat Mudik Lebaran, Jangan Lupa Pasang CCTV

Menurut kantor berita
Pimpinan Golkar di Daerah Minta Airlangga Dipilih secara Aklamasi di Munas, Menurut Sekjen
Reuters , proyek tersebut terdiri pembangunan enam jalur rel sepanjang 176 kilometer. Jalur itu akan dilewati kereta elektrik nirawak. Pejabat Saudi yakin ini akan menjadi proyek sistem transportasi publik terbesar di dunia.


Pemerintah Saudi mengumumkan tiga konsorsium asing yang akan mengerjakan proyek itu. Salah satunya adalah raksasa konstruksi asal Amerika Serikat, Bechtel Corp., yang mendapat kontrak US$9,45 miliar untuk membangun dua jalur. Untuk proyek itu Bechtel melibatkan Siemens Aktiengesellschaft asal Jerman dan AECOM asal AS.


Konsorsium lain berasal dari Spanyol, yaitu Fomento de Construcciones dengan nilai kontrak US$7,82 miliar. Fomento akan melibatkan dua rekanan, yaitu Alstom Transport asal Prancis dan Samsung C&T Corp. dari Korea Selatan untuk membangun tiga jalur kereta di Riyadh.


Konsorsium ketiga datang dari Italia, yaitu Ansaldo STS. Perusahaan itu diserahi kontrak dari pemerintah Saudi senilai US$5,21 miliar untuk membangun rutel lain. Para rekannya adalah Bombardier dari Kanada dan Larsen & Toubro dari India.


Pengerjaan desain segera dimulai dan awal pembangunan ditargetkan pada triwulan pertama 2014. Proyek raksasa itu diharapkan selesai pada 2019.


"Proyek ini akan menjadi motor utama penyediaan lapangan kerja dan pembangunan ekonomi," kata Ibrahim Muhammad Al Sultan, kepala badan pemerintah Saudi yang khusus mengawasi proyek itu. "Ini juga akan mengurangi kemacetan lalu lintas serta memperbaiki kualitas udara [di Riyadh]," lanjut Ibrahim.


Pembangunan ini terasa mendesak mengingat makin padatnya poulasi di Riyadh. Pemerintah Saudi memperkirakan jumlah penduduk di Riyadh dalam sepuluh tahuh mendatang akan bertambah, dari 6 juta jiwa menjadi lebih dari 8 juta jiwa.


Bergemelimang uang akibat tingginya harga minyak dunia dalam lebih dari dua tahun terakhir, Arab Saudi dengan mudah menganggarkan miliaran dolar untuk proyek-proyek infrastuktur. Pembangunan ini untuk menaikkan harga hidup masyarakat sekaligus menanggulangi keresahan sosial, seperti yang dialami negara-negara Arab lainnya sejak gelombang revolusi pada 2011.


Pada Agustus tahun lalu, pemerintah Saudi menyetujui rencana modernisasi sistem transportasi di kota suci Mekkah senilai US$16,5 miliar. Ini termasuk membuat jaringan bus dan kereta cepat. Saudi pun membiayai proyek pembangunan rel kereta dari Riyadh ke kota di ujung utara yang berbatasan dengan Yordania sepanjang 2.750 km.   

 


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya