Pemerintah Rusia Kecewa, Obama Batalkan Pertemuan dengan Putin

Demo Dukungan bagi Edward Snowden
Sumber :
  • REUTERS/Tobias Schwarz

VIVAnews - Pemerintah Rusia kecewa karena Presiden Amerika Serikat Barack Obama membatalkan pertemuan bilateral tingkat tinggi antara AS dengan Rusia pada awal September mendatang. Menurut penasihat luar negeri Presiden Vladimir Putin, Yuri Ushakov, sikap tersebut mencerminkan bahwa AS memang tidak ingin membangun hubungan sejajar dengan Rusia.

Kantor berita BBC, Rabu 7 Agustus 2013 melansir pernyataan Ushakov tersebut saat jumpa wartawan melalui konferensi telepon. Ushakov menyebutkan bahwa penyebab pembatalan pertemuan itu adalah kasus Edward Snowden, maka Rusia bukanlah penyebab situasi tersebut.

"Keputusan ini jelas terkait dengan situasi mantan agen khusus NSA, Edward Snowden, yang sebenarnya bukan kami yang menciptakan situasi itu," ungkap Ushakov.

Ushakov malah menyalahkan sikap Pemerintah AS di masa lampau yang selalu menghindar apabila ditagih soal penandatanganan perjanjian ekstradisi. "Mereka juga kerap merespons negatif terhadap permintaan kami untuk mengekstradisi para pelaku kejahatan asal Rusia yang kabur ke sana dan menunjuk karena absennya perjanjian itu," imbuh Ushakov.

Walaupun Obama sudah kadung membatalkan pertemuan bilateral dengan Rusia dalam ajang G20, namun Rusia tetap membuka undangan tersebut untuk AS. Rusia tetap berkomitmen untuk bekerja sama dengan AS dalam beragam bidang.

"Perwakilan Rusia tetap siap melanjutkan kerja sama dengan mitra kami, AS dalam menyelesaikan beragam isu baik bilateral maupun multilateral," kata Ushakov.

Obama dalam sebuah acara di stasiun televisi NBC pada Rabu malam kemarin menyatakan tetap ikut dalam pertemuan ekonomi tingkat tinggi yang digelar pada 5-6 September di kota St Petersburg. Namun dia menjadwal ulang pertemuan bilateral dengan Putin dalam forum tersebut.

Hal itu sudah dikonfirmasi oleh Gedung Putih. Dalam acara bertajuk The Tonight Show, Obama mengungkap selain isu Snowden, alasan lain yang membuatnya batal melakukan pertemuan bilateral dengan Putin, sebagai bentuk protes terhadap UU baru anti-homoseksual yang disahkan Rusia, baru-baru ini.

"Saya tidak bisa bersabar terhadap negara-negara yang mencoba memperlakukan kaum lesbian, gay, atau transgender dengan perlakuan yang membahayakan atau mengintimidasi," ujar Obama.

Keputusan pembatalan pertemuan bilateral dengan Putin, muncul usai Obama menyatakan kekecewaannya terhadap keputusan Rusia yang memberikan suaka sementara kepada pembocor rahasia NSA, Edward J Snowden. Menurut Obama, akibat kasus ini, para pemimpin Rusia memiliki kecenderungan untuk tergelincir ke dalam pola pikir Perang Dingin.

Selain itu Gedung Putih menyebut sejak Putin menjabat sebagai Presiden pada bulan Mei tahun lalu, tidak ada perkembangan apa pun dalam hubungan bilateral AS-Rusia.

"Kami telah mencapai kesimpulan bahwa tidak adanya perkembangan terbaru yang signifikan dalam agenda hubungan bilateral dengan Rusia untuk mengadakan pertemuan tingkat tinggi AS-Rusia," ujar perwakilan Gedung Putih.

Tiadanya perkembangan terbaru itu mencakup beragam isu mulai dari penggunaan roket misil hingga penegakkan hak asasi manusia.

"Kami meyakini akan lebih konstruktif apabila pertemuan tingkat tinggi itu ditunda untuk sementara waktu hingga kami memperoleh hasil lebih nyata dari agenda bersama ini," imbuh Gedung Putih.

Negara-negara Barat Tolak Kemenangan Putin Dalam Pemilu 2024 di Rusia
Presiden Rusia Vladimir Putin bersama Putra Mahkota Mohammed bin Salman Al Saud

Pangeran MBS Beri Ucapan Selamat ke Putin Usai Menangi Pilpres Rusia

Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman Al Saud, mengucapkan selamat kepada presiden petahana Vladimir Putin atas kemenangannya dalam pemilihan presiden Rusia.

img_title
VIVA.co.id
19 Maret 2024