Penyidik PBB Tiba di Suriah, Selidiki Senjata Kimia

Anak-anak Suriah bermain di lokasi konflik.
Sumber :
  • REUTERS/Rami Bleibel
VIVAnew -
Perasaan Shin Tae-yong Usai Timnas Indonesia U-23 Singkirkan Korea Selatan
Tim penyidik PBB tiba di Damaskus, Suriah, pada Minggu waktu setempat untuk menyelidiki kemungkinan penggunaan senjata kimia oleh dua kubu yang bertikai. Dikirimnya penyidik ini setelah dilakukan negosiasi berbulan-bulan pasca muncul laporan serangan senjata kimia oleh rezim Bashar al-Assad.

Christian Bautista Bakal Tampil di Konser Westlife: The Hits Tour 2024

Diberitakan
Diisukan Jadi Orang Ketiga, Salshabilla Adriani Ngaku Udah Ngobrol Sama Syifa Hadju-Rizky Nazar
ABC News , tim beranggotakan 20 orang yang dipimpin ahli senjata kimia Swedia Ake Sellstrom akan mulai bekerja hari ini, Senin, 19 Agustus 2013. Sudah enam bulan berselang sejak laporan pertama penggunaan senjata kimia mencuat ke permukaan.


Tim dari PBB datang setelah mendapatkan undangan dari pemerintah Suriah untuk menyelidiki penggunaan senjata kimia di Khan al Assal pada 19 Maret lalu oleh pejuang revolusi. Padahal selama berbulan-bulan, akses PBB untuk masuk ke wilayah tersebut sangat sulit, terutama karena dijegal pemerintahan Assad.


"Target utama kami agar tim ini menemukan fakta di lapangan, terutama yang terjadi di Khan al-Assal, karena kami, sebagai pemerintah, tidak tahu ada kasus lainnya selain kasus senjata kimia yang digunakan 'teroris' di tempat itu," kata Wakil Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad.


Sebaliknya, tuduhan justru datang dari kelompok pejuang Suriah atau Pasukan Pembebasan Suriah (FSA) terhadap rezim Assad. Didukung oleh negara-negara Barat, FSA menuduh Assad menggunakan senjata kimia untuk menggempur warga sipil di Homs, Damaskus dan beberapa kota lainnya. Total ada 13 laporan penggunaan senjata ini di Suriah.


Tuduhan Barat ini bukannya tidak berdasar. Suriah sejak lama dikenal sebagai salah satu negara penyimpan cadangan senjata kimia terbesar di dunia. Di antaranya adalah mustard gas, dan agen syaraf sarin.


Ada laporan, senjata ini digunakan dalam skala besar dan disalurkan ke tentara-tentara Hizbullah dari Lebanon yang membantu Assad melawan pejuang Suriah. Dikhawatirkan, jika tidak segera dikendalikan, senjata ini bisa jatuh ke tangan teroris al-Qaeda yang bertebaran di negara itu setelah konflik pecah lebih dari dua tahun lalu.


Diragukan


Tim dari PBB akan mengunjungi tiga wilayah yang diduga terjadi serangan, salah satunya adalah desa Khan al-Assal, dua wilayah lainnya dirahasiakan. Misi dari tim penyidik ini adalah menentukan, apakah senjata kimia digunakan atau tidak, dan apa jenisnya.


Berdasarkan perjanjian, penyidik tidak diberikan mandat untuk mencari tahu siapa yang menggunakan senjata tersebut. Hal inilah yang kemudian membuat beberapa pihak meragukan manfaat dari penyidikan, termasuk dari pihak pejuang Suriah.


"Kami berharap delegasi ini bisa mencapai wilayah yang digunakan senjata ini. Tapi, kami sangat yakin, rezim telah melakukan segalanya untuk mengubah tanda-tanda demi memalsukan barang bukti. Karena itu, kami ragu mereka akan mampu mengungkap kebenaran," kata ketua sayap militer kelompok oposisi Suriah, Loay al-Mikdad.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya