Fify Manan, Menjual Furniture Hingga ke Gedung Putih

Fifi Manan, CEO Formcase
Sumber :
  • VIVAnews/Santi Dewi
VIVAnews -
5 Fakta Menarik AS Roma Usai Singkirkan AC Milan di Liga Europa
Tidak pernah terbayangkan sebelumnya di benak seorang Fify Manan, bahwa produk furniture besutan perusahaan keluarganya, Formcase, dapat tembus ke lima benua. Bahkan kini produk furniture itu bisa dinikmati  para pejabat di Gedung Putih dan Pentagon.

Shell Indonesia Bakal Tutup Seluruh SPBU di Medan, Manajemen Ungkap Alasannya

Hal itu diungkap Fify saat berbincang dengan
Perolehan Suaranya 58,6 Persen, Prabowo Subianto: Itu Hasil Demokrasi dan Perjuangan
VIVAnews pada Senin malam, 19 Agustus 2013, usai menjadi pembicara gugus tugas Kongres II Diaspora dengan tema Bisnis dan Investasi di Jakarta Convention Center (JCC).

Fify berkisah saat itu perusahaannya bisa memasok produk furniture hingga ke Gedung Putih dan Pentagon atas jerih payahnya sendiri. Itu semua dimulai saat dia sukses mengantongi kontrak khusus memasok produk ke instansi pemerintah di Negeri Paman Sam bernama General Service Administration (GSA) tahun 2005 silam.


"Jadi cara untuk bisa mengirim produk ke Pentagon dan Gedung Putih, karena kami berhasil meraih kontrak itu. Untuk bisa lolos dan memperoleh kontrak itu tidak mudah, karena pihak pemerintah AS meninjau semua aspek, terutama soal kualitas," kata Fify, yang juga salah seorang diaspora Indonesia.


Menurut Fify, kontrak GSA itu merupakan syarat mutlak apabila sebuah perusahaan ingin memasok ke instansi di AS. Setelah itu, dia bisa mengakses sebuah situs pembelian khusus yang telah didesain pemerintah.


"Di dalam situs tersebut tersedia dua informasi penting yakni kontraktor yang mendistribusikan produk ke perusahaan pemerintah dan instansi pemerintah mana yang sedang membutuhkan produk untuk didistribusikan," ujar pemilik perusahaan yang berdomisili di negara bagian Atlanta ini.


Dari situ dia dapat melihat instansi pemerintah mana saja yang sedang membuka kesempatan proyek. Kemudian dia mengajukan proposal ke departemen-departemen itu. "Saya senang berbisnis dengan pemerintah AS, karena semuanya serba transparan. Selain itu mereka juga telah menetapkan standar untuk semua produk furniture yang mereka butuhkan. Saya tinggal mengikuti saja," katanya.


Saat ditanya komentar para pelanggannya soal produk furniture buatan perusahaannya, Fify mengaku banyak yang memuji dan merespon positif. Selain karena harga yang ditawarkan bisa lebih murah, layanan perusahaan Fify kerap dipuji.


"Produk saya apabila dibandingkan dengan produk yang didistribusikan kompetitor memang lebih murah harganya. Tetapi mau dijual dengan harga mahal, mereka pun tidak terlalu mempermasalahkan hal itu. Selain itu para pelanggan kami di AS senang dengan layanan keramahan perusahaan," kata dia.


Dari Workshop Kecil


Fify menyebut pencapaiannya sebagai satu-satunya perusahaan luar AS yang dapat memasok produk funiture ke Pentagon dan Gedung Putih diperoleh dengan kerja keras. Dia kemudian berkisah soal awal mula merintis usaha keluarga itu.


Sebelum melebarkan sayap ke AS, keluarganya telah mengelola perusahaan itu sejak tahun 1963 silam. Dari yang awalnya hanya sebuah
workshop
kecil dan dirintis oleh ayah mertuanya, kini sudah semakin menggurita menjadi berbagai divisi perusahaan.


"Ya, sebagai titik mula kami mulai membesarkan perusahaan ini di Indonesia dulu dengan memiliki pabrik di Tangerang. Lalu membidik kawasan Asia, regional baru ke lintas benua," paparnya.


Dia mulai ekspansi ke AS di tahap terakhir pada tahun 2001 silam. Namun sayang saat itu terjadi tragedi 11 September yang sempat mengakibatkan resesi ekonomi. Alhasil Fify mulai berpikir untuk membidik instansi pemerintah dan mendistribusikan produknya ke mereka.


Saat ditanya soal nominal keuntungan yang diraihnya, dia enggan menyebut. Namun satu hal pasti yang dia tegaskan, dari setiap keuntungan yang diperolehnya, ada yang disumbangkan ke Indonesia. "Jadi bukan berarti kami berusaha luar, tapi tidak ada uang yang masuk kemari," ujar Fify.


Berada di puncak kesuksesan, tidak lantas membuat Fify lupa diri. Dia juga masih bersedia meluangkan waktu untuk berbagi ilmu dengan para diaspora di AS soal membangun bisnis dari nol.


Bahkan secara resmi, Fify turut membidani lahirnya organisasi Indonesia Chamber of Commerce. Salah satu ilmu yang kerap dibaginya melalui forum itu yakni membahas soal rencana bisnis (
business plan
).


"Saya pasti akan luangkan waktu walau tidak semuanya bisa terpantau," kata dia. Dalam waktu dekat dia mengatakan organisasi Indonesia Chamber of Commerce akan membuka kantor sekretariatnya di Jakarta. (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya