Anggota Parlemen Malaysia Ini Tolak Tunjangan Tambahan

Nurul Izzah Anwar
Sumber :
  • Santi Dewi/VIVAnews

VIVAnews - Putri mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia, Nurul Izzah Anwar, mengaku sebagai anggota parlemen dari partai oposisi, dia mengandalkan anggaran yang minim. Namun, bagi dia, menjadi anggota parlemen bukanlah profesi mencari penghasilan tambahan.

Pemerintah Harus Antisipasi Kebijakan Ekonomi-Politik Imbas Perang Iran-Israel

Demikian ungkap Izzah yang ditemui media usai memberikan kuliah umum di kantor Kontras, Menteng, Jakarta Pusat, pada Kamis 22 Agustus 2013. Izzah mengatakan dengan menjadi anggota parlemen, bukan berarti dirinya mapan secara finansial.

"Setiap tahun saya selalu menolak anggaran senilai 1,5 - 2 juta ringgit yang ditawarkan. Saya memilih untuk menggunakan anggaran pribadi, yang sering membuat saya mengalami defisit setiap bulan," ucap Izzah berkisah.

Dengan cara seperti itu maka dapat menjadi latihan yang baik bagi setiap politisi di Malaysia agar tidak selalu berorientasi kepada uang saat menjabat sebagai anggota parlemen. Perempuan yang juga menjabat sebagai Wakil Presiden koalisi oposisi Pakatan Rakyat ini menghimbau kepada setiap politisi supaya lebih memfokuskan diri bagaimana menjadi pelayan yang baik bagi rakyat.

"Sehingga Anda harus sadar bahwa menjadi anggota parlemen bukan malah dijadikan ajang untuk memperoleh dana tambahan yang menguntungkan diri sendiri," tuturnya.

Izzah mengaku lega duduk di partai oposisi, karena tidak ada satu proyek yang masuk melewati kewenangannya. Semua proyek itu disebut Izzah langsung masuk ke Menteri Teritori Federal Malaysia.

"Yang terpenting bukan menyangkut soal uang, tetapi bagaiamana Anda membuat kampanye yang kreatif dan inovatif sehingga menarik hati rakyat yang menjadi calon pemilih Anda," ujarnya.

Sering Ditekan

Prediksi Premier League: Fulham vs Liverpool

Ditanya soal hidup sebagai anggota partai oposisi, Izzah mengaku sangat sulit berada di sisi yang berseberangan dengan pemerintah. Hal itu lantaran mereka kerap ditekan. "Kami tidak diberikan publikasi dan akses ke media, pasal penghasutan dan berbagai tuduhan masih menghantui kami," kata dia.

Oleh sebab itu, Izzah menegaskan saat ini kelompok oposisi membutuhkan reformasi dan re-demokratisasi agar setiap partai memiliki hak yang setara untuk berkomunikasi dengan publik dan muncul di televisi. "Sehingga publik tahu, di mana sikap kami sebagai partai politik terhadap suatu isu," ucapnya.

Dalam pemilu yang digelar 5 Mei kemarin, kelompok oposisi berhasil menambah peroleh kursi di parlemen menjadi 89 kursi. (ren)

Mensos Risma

Mensos Risma Berikan Pesan ke Konten Kreator: Tidak Usah Takut untuk Melangkah!

Dalam acara bertajuk YouTube Seribu Kartini Beda Tapi Sama di Jakarta, Jumat,19 April 2024, Menteri Sosial Risma mengemukakan bahwa seorang kreator konten tidak takut.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024