Snowden Pernah Menginap di Konsul Jenderal Rusia di Hongkong

Edward Snowden
Sumber :
  • REUTERS/Ewen MacAskill/The Guardian/Handout
VIVAnews -- Fakta baru mengenai kasus pembocor rahasia Badan Keamanan Nasional (NSA), Edward J Snowden, kembali terungkap. Media kenamaan Rusia, Kommersant, hari Senin kemarin melaporkan bahwa mantan kontraktor NSA itu pernah menginap selama dua hari di kantor Konsulat Jenderal Rusia di Hong Kong. 
Freeport Boss Meets Jokowi to Discuss Mining Contract Extension

Laman Dailymail, Senin 26 Agustus 2013 melansir bahwa Snowden sebenarnya sudah memegang tiket maskapai Rusia, Aeroflot, tujuan Havana, Kuba. Di tiket itu dia dijadwalkan terbang pada tanggal 23 Juni kemarin. 
Hadiri Buka Puasa Partai Golkar, Prabowo-Gibran Duduk Semeja dengan Airlangga

Rencana awal Snowden, usai tiba di Havana, dia akan melanjutkan perjalanan ke beberapa negara Amerika Latin yang berniat menawarinya suaka, seperti Bolivia dan Venezuela. Namun tiba-tiba dua hari sebelum keberangkatannya, dia muncul atas inisiatifnya sendiri di depan Gedung Konsul Jenderal Rusia. 
Jumat Agung, Presiden Jokowi Ajak Resapi Makna Pengorbanan Yesus Kristus

Snowden menunjukkan tiket penerbangannya dan meminta tolong kepada pejabat Konsul Jenderal. Bahkan Snowden turut merayakan ulang tahun ke-31 di Gedung Konsul Jenderal. 

Kemudian yang terjadi, seperti yang ramai diberitakan media. Pria berusia 23 tahun itu terbang ke Rusia dengan menggunakan tiket tersebut. Namun tidak melanjutkan perjalanan menuju Havana. 

Snowden malah tetap bertahan di zona transit Bandara Internasional Sheremetyevo, Moskow, Rusia. Saat itu dia berstatus limbo dan baru mendapat pengabulan suaka sementara di Rusia pada tanggal 1 Agustus kemarin. 

Semua laporan Kommersant diperoleh dari sumber seorang pejabat berwenang Rusia. Selain itu koran Kommersant juga melaporkan bahwa Kuba termasuk salah satu negara yang ditekan oleh Pemerintah Amerika Serikat dan berniat menghalangi niat Snowden mendapat suaka. 

Menurut seorang sumber dekat di Departemen Luar Negeri AS, informasi itu sudah dikonfirmasi, karena terdapat dokumen tertulis yang menyatakan demikian. Dalam dokumen itu tertulis, Pemerintah Kuba sudah menginformasikan Rusia, mereka tidak akan mengizinkan pesawat maskapai Aeroflot  dari Moskow mendarat di Havana, bila mengangkut Snowden.  

Apabila berita yang diturunkan Kommersant ini benar, maka Rusia jelas turut terlibat dalam upaya pelarian Snowden. Padahal sebelumnya Presiden Vladimir Putin berkali-kali mengungkapkan, bahwa pemerintahannya tidak tahu soal kedatangan dan alasan Snowden memilih terbang ke Rusia. 

Dailymail mencoba meminta komentar dari Kementerian Luar Negeri Rusia pada Senin kemarin, namun mereka bungkam. Respon serupa juga diberikan Kedutaan Besar AS di ibukota Moskow. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya