Sumber :
- Wikimedia Commons / US Coast Guard
VIVAnews
- Pada delapan tahun lalu, topan Katrina menghantam New Orleans dan sekitarnya. Bencana alam yang terjadi di kota pesisir selatan AS itu merupakan yang terburuk bagi Negeri Paman Sam dalam beberapa puluh tahun terakhir.
Menurut The History Channel , sekitar 80 persen wilayah New Orleans digenangi banjir hingga setinggi atap banyak rumah dan bangunan kecil akibat hujan deras dan angin kencang yang dibawa Katrina. Sejumlah daerah di pinggir New Orleans dilanda tanah longsor.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
Top Trending: Sosok Pendeta Gilbert Singgung Salat hingga Turis Korea Lakukan Aksi Tak Senonoh
Menurut The History Channel , sekitar 80 persen wilayah New Orleans digenangi banjir hingga setinggi atap banyak rumah dan bangunan kecil akibat hujan deras dan angin kencang yang dibawa Katrina. Sejumlah daerah di pinggir New Orleans dilanda tanah longsor.
Sehari sebelum Katrina datang, 28 Agustus 2005, Walikota Ray Nagin sudah memerintahkan evakuasi wajib bagi semua penduduk New Orleans. Mereka harus menuju tempat-tempat penampungan yang sudah disiapkan. Namun, sekitar 150.000 warga tidak bisa, tidak mendengarkan atau bahkan tidak bersedia menuruti perintah evakuasi itu.
Dengan kecepatan sekitar 145 mil per jam, Katrina menghancurkan apa saja yang dia lewati sambil menyebabkan banjir bandang dan tanah longsor. Menurut kantor berita
Reuters
, bencana itu menewaskan lebih dari 1.800 orang dan menimbulkan kerugian miliaran dolar.
Pada 2012, atau tujuh tahun setelah tragedi Katrina itu, sebagian pesisir timur AS - termasuk di Kota New Orleans - dilanda Topan Isaac. Namun, demi mencegah banyaknya korban jiwa seperti di New Orleans, Presiden Barack Obama dan para pejabat lokal sudah berkoordinasi dan menetapkan status darurat di negara bagian Louisiana jelang datangnya Isaac.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Sehari sebelum Katrina datang, 28 Agustus 2005, Walikota Ray Nagin sudah memerintahkan evakuasi wajib bagi semua penduduk New Orleans. Mereka harus menuju tempat-tempat penampungan yang sudah disiapkan. Namun, sekitar 150.000 warga tidak bisa, tidak mendengarkan atau bahkan tidak bersedia menuruti perintah evakuasi itu.
