Snowden: AS Mata-matai Presiden Meksiko dan Brazil

Demo Dukungan bagi Edward Snowden
Sumber :
  • REUTERS/Brian Snyder
VIVAnews
Wajah Sering Kena Matahari Jangan Abaikan Penggunaan Moisturizer
- Pembocor rahasia Badan Keamanan Nasional (NSA) Amerika Serikat, Edward J Snowden, kembali membuat kehebohan. Kali ini dia mengungkap fakta bahwa NSA turut memata-matai dan menyadap dua Presiden dari kawasan Amerika Latin, Meksiko, dan Brazil.

Suzuki Siapkan 66 Bengkel Siaga Dukung Mudik Lebaran 2024

Kantor berita
Nasib Tragis Kucing Okin: Dikabarkan Mati, Rachel Vennya Ungkap Fakta Mengejutkan!
Reuters, Senin 2 September 2013 melansir informasi itu memang bukan dibocorkan sendiri oleh Snowden, melainkan oleh rekannya, jurnalis harian The Guardian, Glenn Greenwald. Dalam sebuah program berita yang tayang di stasiun televisi Brazil, Globo, Greenwald mengatakan tuduhan tersebut berdasarkan dokumen yang bersumber dari Snowden.

Dalam dokumen yang berbentuk slide presentasi pada Juni 2012 silam, terpampang jelas berbagai pesan tertulis yang dikirim Pena Nieto, yang saat itu masih menjadi kandidat Presiden Meksiko. Dalam pesan itu tertulis Nieto tengah berdiskusi soal nama-nama Menteri yang akan terpilih apabila dia memenangkan Pemilu.


Sementara di slide yang terpisah, terlihat jelas pola komunikasi Presiden Brazil, Dilma Rousseff dengan penasihatnya. Semua dokumen itu merupakan bagian dari studi kasus NSA soal bagaimana data-data tersebut diperoleh dari program penyadapan internet yang mereka lakukan.


Mendengar laporan ini, sontak kedua pemimpin negara berang. Pada Senin kemarin, Duta Besar AS untuk kedua negara tersebut dipanggil langsung oleh Presiden untuk memberikan penjelasan.


Duta Besar AS untuk Brazil, Thomas Shannon telah bertemu dengan Menlu Luiz Alberto Figueiredo dan diminta memberi penjelasan tertulis soal aksi penyadapan terhadap Presiden mereka. Laporan itu harus diserahkan pada akhir pekan ini.


"Saya telah menyampaikan kemarahan Pemerintah Brazil melalui Shannon terkait terungkapnya dokumen tersebut," kata Figueiredo dalam jumpa wartawan kemarin.


Menurut dia, apabila tuduhan Greenwald terbukti benar, maka AS dianggap telah melanggar kedaulatan Brazil. Bahkan gara-gara isu ini, kunjungan Rousseff ke Washington pada Oktober terancam batal.


Padahal itu merupakan satu-satunya kunjungan kenegaraan yang ditawarkan Presiden Barack Obama pada tahun ini. Salah satu tujuan yang ingin dicapai melalui kunjungan tersebut agar meningkatkan hubungan kedua negara, khususnya sejak Rousseff menjabat sebagai Presiden pada 2011.


Bukan itu saja, rencana penjualan 36 pesawat jet tempur F-18 ke Brazil juga terancam ditunda karena isu itu. Padahal nilai penjualannya mencapai US$4 miliar atau Rp43 triliun.


Namun Figueiredo menolak berkomentar soal kemungkinan Rousseff akan membatalkan kunjungan ke Washington karena isu tersebut. Dia hanya mengatakan bahwa respon Brazil tergantung dari penjelasan yang akan diberikan oleh AS.


Respon serupa juga diungkap Kemenlu Meksiko. Kendati mereka enggan berkomentar soal kebenaran laporan Greenwald, tetapi mereka mengutuk aksi spionase apa pun terhadap warga Meksiko.


Menurut mereka itu termasuk bentuk pelanggaran terhadap hukum internasional. Mereka juga menambahkan telah memanggil Dubes AS untuk Meksiko, Earl Anthony Wayne, untuk memberikan penjelasan yang menyeluruh soal kasus penyadapan ini.


"Kemlu Meksiko telah memanggil Dubes AS untuk Meksiko untuk mengekspresikan kekesalan kami dan menuntut investigasi segera dilakukan," kata perwakilan Kemlu Meksiko.


Dituntut penjelasan oleh dua negara sekutu dan mitra terdekat, AS langsung merespons hal tersebut. Juru Bicara Gedung Putih, Caitlin Hayden, mengatakan Pemerintah AS akan menjelaskan melalui jalur diplomatik secara tertutup.


"Kami tidak akan mengomentari setiap tuduhan aktivitas intelijen, karena sesuai dengan kebijakan yang kami miliki semua informasi intelijen asing kami kumpulkan, juga diperoleh oleh negara lainnya," kata Hayden. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya