Pelayan Inggris, Favorit Majikan Arab Bergaji Miliaran Rupiah

Pelayan menuangkan minuman ke dalam gelas
Sumber :
  • REUTERS
VIVAnews
Health Minister Ensures Hospitals Ready to Handle Dengue Patients
- Di Inggris, bekerja sebagai pelayan, sudah tak lagi terlihat menarik  dan menjanjikan. Namun tidak demikian apabila bekerja di negara-

Respons Nagita Slavina Saat Tyas Mirasih Ingin Jual Tas demi Biaya Pengobatan
negara Semenanjung Arab, seperti Uni Emirat Arab.
Kubu Anies dan Ganjar Ingin Hadirkan Menteri jadi Saksi di MK, Airlangga Hartarto Beri Jawaban

Di sana, seorang pelayan profesional bahkan dihargai dengan gaji 582 ribu AED atau Rp1,7 miliar per tahunnya. Kantor berita BBC, Rabu 11 September 2013 melansir pernyataan itu diungkap oleh Direktur dan Pendiri Akademi Pelayan Inggris, Sara Vestin Rahmani.

Inggris memang diketahui salah satu negara yang kerap mengirimkan tenaga pelayan profesional ke luar negeri, termasuk ke ibukota Dubai. Menurut Rahmani, alasan keluarga kaya di Dubai lebih berminat kepada pelayan asal Inggris, karena Negeri Ratu Elizabeth itu memiliki rekam jejak yang baik untuk profesi tersebut.

"Inggris memiliki sejarah dalam sistem kelas, staf rumah tangga, etika, dan tradisi yang hebat. Orang kaya baru terpukau dengan protokoler yang melekat di dalam tradisi tertentu di Inggris," kata Rahmani.

Di Dubai, mereka bekerja untuk para klien kaya raya. Gaji yang luar biasa tinggi, tentu diikuti dengan tanggung jawab yang juga tidak biasa. Tengok pengalaman Dillon, veteran militer yang berusia 37 tahun.


Usai tak lagi berkarir di bidang militer, Dillon memutuskan banting setir dengan mengikuti menjadi seorang pelayan profesional tiga tahun lalu. Kini, dia bekerja untuk salah satu keluarga kaya di Dubai dan tinggal di pulau buatan, Palm Jumeirah. Dia mulai bekerja di sana sejak tahun 2011 silam.


"Saya mulai bekerja dari tingkat awal dengan gaji 203 ribu AED (setara Rp626 juta) ditambah semua biaya pengeluaran. Kini, gaji saya telah mencapai 406 ribu AED (sekitar Rp1,2 miliar)," kata Dillon.


Namun dia mengaku, dapat meraih gaji tinggi dengan bekerja keras. Tanggung jawab yang dia pegang tidak hanya sebatas menuangkan minuman anggur ke dalam gelas semata.


"Saya dapat bepergian ke luar dua kali dalam seminggu dan harus bersedia dihubungi kapan pun. Selain itu saya juga bertugas untuk menjaga barang pribadi majikan seperti baju, buku perjalanan, pemesanan akomodasi dan berbelanja," kata Dillon.


Seakan masih belum cukup, dia juga harus memastikan sang majikan terlihat menawan dan tidak kehausan di cuaca yang amat terik. Namun kerja keras itu mendapat imbalan yang setimpal. Selain gaji per tahun yang mencapai Rp1,2 miliar, Dillon mengaku juga diberikan fasilitas apartemen mewah untuk tinggal di sana. Gajinya itu pun tidak dipotong pajak.


Dia memiliki kesempatan dua kali dalam setahun yakni di bulan Agustus dan September untuk dapat bertemu dengan keluarganya di Inggris. Untuk terbang ke  kampung halamannya, Dillon mengaku disiapkan pesawat jet pribadi dan mengantarnya pulang.


Belum lagi bonus yang kerap dia terima apabila sedang beruntung. Namun dia mengaku sering menerima bonus tersebut.


Ketika ditanya soal pengalaman terberat menjadi seorang pelayan profesional, dia mengaku pernah harus terbang ke Eropa hanya untuk menyelamatkan dua bayi meerkat.  "Saat itu saya harus menemukan seorang penjaga hewan temporer yang bersedia merawat dua bayi meerkat yang diselamatkan oleh keluarga majikan saya. Akhirnya kami terpaksa mengirimnya ke sebuah kebun binatang, setelah dikirim ke suatu negara di Eropa," kata Dillon.


Bekerja di Yacht


Lain lagi kisah yang dialami Adam. Dia biasa bekerja di kapal mewah yacht berukuran panjang 19 meter. "Saat ini kami hanya menyilakan selebritis dan orang-orang paling penting berada di atas kapal. Sering kali orang-orang itu memiliki tuntutan yang tinggi dan aneh," ujar Adam.


Dia bercerita pernah sampai harus terbang ke puncak sebuah gunung di Swiss hanya untuk membeli kopi tertentu. Belum cukup, Adam mengaku pernah terpaksa menunda makan malam.


"Hal itu terjadi karena para tamu VIP tidak bersedia makan dari peralatan makan berbahan porselen. Mereka ingin makan dari peralatan makan tertentu yang diimpor langsung dari Eropa," kata dia.


Namun, kendati pekerjaannya menuntut kesabaran ekstra, Adam mengaku mencintai pekerjaanya. Betapa tidak, dia memperoleh gaji per tahun sekitar 522 ribu AED atau Rp1,6 miliar.


Adam juga kerap mendapat bonus. Namun dia juga mengungkap, tingginya gaji yang dia terima, juga ikut mempengaruhi gaya hidupnya.


Adam juga mengingatkan, untuk dapat bertahan dalam pekerjaan ini, maka seorang pelayan harus dapat bersikap fleksibel terhadap majikannya.


Ditanya soal fenomena warga Dubai yang kini banyak mempekerjakan pelayan profesional, menurut pelatih pelayan untuk keluarga orang-orang kaya, William Hanson, hal itu tidak mengherankan.


"Klien baru yang kaya, biasanya menginginkan status, kendali atas rumah mereka sendiri dan ingin terlihat begitu kaya. Sehingga penting bagi mereka untuk menunjukkan dengan mempekerjakan pelayan Inggris yang tidak biasa ini," kata Hanson.


Namun dia menyambut baik mulai populernya pelayan profesional Inggris di Dubai. Menurut dia, hal itu bisa terjadi karena Dubai telah lama menjadi tempat bertemunya berbagai budaya.


"Tentu saja hal ini sangat membantu, karena komunitas berbeda dapat belajar satu sama lain. Ketika membahas soal staf pelatihan rumah tangga dari negara mana pun, biasanya gaya pelayan Inggris lebih dihargai," kata dia.


Menurut Hanson, kini tantangan yang dihadapi oleh seorang pelayan profesional, tidak hanya sekedar menyiapkan makanan dan minuman saja. Bisa dikatakan, kini pelayan profesional juga harus mampu menjadi penyelenggara sebuah acara.


"Kini mereka juga harus mampu membuat jadwal acara, mengelola dan memotivasi sebuah tim, mengatur berbagai macam properti dan membawa barang-barang yang sangat berharga," kata Hanson. (sj)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya