Putin "Mengkuliahi" Obama Soal Suriah, AS Gusar

Presiden Vladimir Putin (kiri) dan Presiden Barack Obama.
Sumber :
  • Reuters
VIVAnews
Menkominfo: Hampir 92% Kebisingan Ruang Digital Isinya Buzzer
- Pejabat kantor presiden Amerika Serikat gusar atas artikel opini Presiden Rusia, Vladimir Putin, di harian berpengaruh
The New York Times
Menteri Budi Arie Sebut Kominfo Take Down Ribuan Hoaks Soal Pemilu 2024
. Dalam artikel itu, Putin tampak seolah-olah mengkuliahi AS agar tidak sembrono menyerang Suriah soal kepemilikan senjata kimia, karena masih bisa diselesaikan secara diplomatik.
Shanju Lalukan Hal Tak Terduga Saat Jonatan Christie Raih Gelar Juara All England 2024

Berjudul "
A Plea for Caution from Russia
" (Permintaan untuk Berhati-hati dari Rusia), artikel opini itu dimuat
The New York Times
pada edisi 11 September 2013. Dalam tulisannya, mantan agen intelijen KGB itu mengkampanyekan proposal Rusia soal perlunya pengawasan senjata kimia Suriah di bawah kendali internasional dan mengingatkan AS agar jangan gegabah menghukum rezim Bashar al-Assad dengan menyerang negaranya karena pada akhirnya bisa mengacaukan stabilitas dan tatanan dunia yang selama ini juga diperjuangkan Amerika.


Artikel Putin itu mendapat sambutan positif dari masyarakat internasional, bahkan dari publik dan media massa AS. Bahkan kalangan media massa menilai bahwa dari artikel tersebut, Putin mengkuliahi AS mengenai bahayanya menggunakan kekerasan dalam mengatasi ketegangan dunia.


Namun, kantor presiden AS di Gedung Putih tidak terkesan sama sekali dengan tulisan Putin. Juru bicara Gedung Putih, Jay Carney, bahkan menganggap opini itu sebagai sebuah ironi. Maksud dia, Putin menulis opini di AS, yang menjamin kebebasan berpendapat, sementara di negaranya kebebasan itu dibungkam. 


"Ironis sekali adaya artikel opini dalam media yang berada di negara yang punya tradisi menjamin kebebasan berekspresi," kata Carney dalam jumpa pers Kamis waktu Washington DC, seperti dikutip kantor berita Reuters. "Tradisi itu tidak ada di Rusia. Kebebasan berekspresi di Rusia belakangan ini tengah merosot," lanjut dia.


Dalam opininya, Putin menggambarkan diri sebagai pendukung perdamaian. Dia pun mengritik Presiden AS, Barack Obama, yang mengancam serangan militer atas Suriah.


Carney menampik pertanyaan wartawan mengenai apakah Obama tersinggung atas artikel Putin itu. Sebaliknya, dia malah menyinggung buruknya penegakan Hak Asasi Manusia di Rusia. "Tidak seperti Rusia, Amerika Serikat menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi dan HAM di negeri sendiri dan di penjuru dunia," kata Carney.


Dia juga menilai bahwa, dengan artikel itu, Putin mempertaruhkan kredibilitasnya sebagai negarawan saat berisiko menyelesaikan isu senjata kimia Suriah dengan jalan diplomasi. Rusia pun merintis perundingan damai dengan AS soal mengatasi masalah di Suriah. Perundingan sudah dimulai di Jenewa, Swiss, Kamis kemarin dan masih berlanjut. 

   

Bila perundingan itu sukses, kata Carney, Rusia dan AS harus sama-sama dipuji. Namun, AS sendiri masih skeptis dengan usulan Rusia dan masih mengancam Assad dengan aksi militer sebagai hukuman atas serangan senjata kimia atas rakyat sendiri di pinggir Ibukota Damaskus pada 21 Agustus lalu.(np) 


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya